PANGANDARAN (CM) – Tingkat kepatuhan orang dalam pemantauan (ODP) terkait penanganan virus Corona (COVID-19) di beberapa daerah saat menjalani isolasi mandiri masih rendah. Mayoritas memilih keluar dari rumah sebelum masa isolasi berakhir. Namun hal yang berbeda tampak di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Salah seorang remaja berinisial IM (17) yang baru pulang dari Pratek Kerja Lapangan (PKL) disalah satu kapal penangkapan ikan selama 3 bulan itu dengan sadar langsung mengisolasikan diri di sebuah rumah kosong yang tak jauh dari rumah orang tuanya.
Ketua RW setempat, Sobur Agus Mulyana mengatakan, bahwa IM merupakan pelajar dari SMK Negri 1 Pangandaran jurusan kelautan dan perikanan yang baru pulang PKL selama 3 bulan.
“Memang si anak itu PKL nya di kapal besar yang berada di tengah laut terus, tapi pihak sekolah juga sangat memperhatikan aturan dan bahkan IM pulang dengan membawa surat keterangan sehat,”ujarnya kepada cakrawalamedia, Rabu (08/04/2020).
Namun, kata Agus, karena progam pemerintah, meskipun warga asli sini yang datang baru itu harus di isolasi mandiri dengan kesadaran sendiri.
“Nah maka dari itu orang tua IM mendatangi saya untuk minta saran, dan alhamdulillah saran dan ide serta kesadaran dari orang tuanya berikut si anak juga mengerti maka IM pun ketika baru tiba langsung masuk ke rumah isolasi yang sudah disiapkan oranv tuanya,”paparnya.
Agus mengaku, dirinya selaku ketua RW sangat terharu dan menghargai apa yang dilakukan oleh warganya dan patut dicontoh karena dengan kesadaran diri melakukan isolasi mandiri, dan hal ini merupakan satu edukasi pembelajaran bahwa yang seharusnya seperti ini.
“Bagi pendatang baru sudah seharusnya melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, jangan sampai kita itu merasa diri bahwa tidak ada apa-apanya, namun tetap kita harus antisipasi,”ungkap Agus.
Sementara itu, ibu dari IM, Mindaningsih mengungkapkan, bahwa dirinya sangat terharu dan harus menahan rasa rindu sama sang anak yang sudah 3 bulan lebih tidak bertemu.
“Saya sama anak itu sudah lama tidak ketemu karena IM PKL dikapal penangkapan ikan selama 3 bulan lebih, tapi sekarang ketika pulang si anak mesti menjalani isolasi atau karantina diri selama 14 hari,”ungkapnya dengan nada sedih.
Namun, kata Ningsih, demi kebaikan kita semua dan mengikuti anjuran pemerintah dirinya pun terpaksa harus menahan rasa rindu lebih lama kepada sang buah hati.
“Semoga ini cepat berlalu dan saya berharap selama isolasi diri anak saya dalam keadaan sehat dan kuat menjalani karantina diri,”harap Ningsih.
Ningsih juga mengutarakan, rumah yang dijadikan karantina diri anaknya itu merupakan rumah milik saudaranya yang lama kosong, namun kini dipakai isolasi anaknya dengan fasilitas yang cukup biar anak tidak jenuh.
“Ditempat karantina saya menyiapkan fasilitas seperti laptop untuk keperluan tugas sekolahnya, HP agar bisa internetan dan juga televisi, serta peralatan solat, untuk makanan juga saya berikan yang enak dan bergizi agar daya tahan tubuhnya kuat,”pungkasnya. (Andriansyah)