News

Akibat Longsor, Warga 2 Desa di Tasikmalaya Terisolasi

270
×

Akibat Longsor, Warga 2 Desa di Tasikmalaya Terisolasi

Sebarkan artikel ini

KAB TASIKMALAYA (CM) – Akibat hujan deras disertai angin kencang dan petir di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat pagi sekira pukul 05.30 WIB, menyebabkan ratusan warga terisolir lantaran material longsor menutup akses jalan menuju ke pemukiman warga.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nurdin membenarkan, telah terjadi longsor. Kejadian itu bermula ketika tebing dengan ketinggian sekira 30 sentimeter longsor.

Tanah yang disertai material longsor kemudian jatuh ke aliran sungai dan terbawa hingga 1,5 kilometer atau seluas 1 hektar. Material pun terbawa sampai hilir dan menimpa jembatan hingga menutup jalan pengubung dua Desa Santana Mekar dan Indrajaya.

“Sekitar 80 kepala keluarga (KK) atau 250 jiwa merupakan warga Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu terisolasi. Sementara 90 KK atau 360 jiwa terdapat di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong,” jelasnya di tempat kejadian, Sabtu (29/02/2020).

Ia menyebut, telah melakukan berbagai upaya untuk membuka akses jalan yang tertutup, tapi terkendala dengan masuknya alat berat. Hari kedua pihaknya sudah bisa membawa alat berat dan itu atas kesadaran serta partisipasi warga yang rela mengorbankan sebagian tanahnya untuk dijadikan akses alat berat menuju lokasi bencana.

“Longsor juga mengancam delapan rumah atau sembilan KK di sekitar lokasi kejadian. Namun, BPBD belum berencana untuk mengungsikan warga rumahnya yang terancam. Kondisi rumah warga yang terancam terlihat masih aman. Untuk menjaga keselamatan petugas hanya memasang garis polisi agar warga tak masuk ke lokasi longsor,” tegas ia.

Berdasarkan laporan yang diterima BPBD Kabupaten Tasikmalaya, satu orang atasnama Didi (63) sekaligus tokoh masyarakat yang sangat dihormati hilang diduga tertimbun material longsor pada saat melihat saluran air ke hulu. Namun BPBD belum bisa melakukan pencarian, dan baru hari ini dilakukan lantaran kondisi tanahnya masih bergerak.

“Dari ratusan desa dan puluhan kecamatan, Desa Santana Mekar dan Desa Indrajaya memang termasuk rawan bencana. Beberapa waktu lalu juga terjadi longsor di Cisayong menimpa areal persawahan,” paparnya.

Ia pun mengimbau kepada seluruh masyarakat yang berada di titik rawan longsor agar selalu berhati-hati karena sampai bulan April dan Mei kondisi cuaca masih terus ekstrim. Apalagi Jawa Barat ke dua rawan bencana termasuk Tasikmalaya, separti Taraju, Bojong Gambir, Culamega, Salawu, Sukaresik termasuk Kecamatan Cisayong.

Sementara itu, Korlap Penanganan Bencana, Dandim 0612 Tasikmalaya yang diwakili Mayor Inf Candra Suhendra, mengatakn untuk penanganan bencana sekarang ini pihaknya menurunkan sekitar 300 anggota di luar masyarakat selain BPBD Kabupaten dan Kota Taik serta jajaran Kodim 0612, TNI AU, Brigif Raider Kostrad 13 Galuh dibantu masyarakat, ormas dan lainnya.

“Proritas utama hari ke dua ini untuk pencarian korban terlebih dahulu, termasuk pembuatan akses jalan dan jembatan menuju Desa Santanamekar dan Desa Indrajaya,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *