News

Diingatkan karena Alpa 25 Hari, Siswa SMA di Tasik Menantang Guru Berkelahi

858
×

Diingatkan karena Alpa 25 Hari, Siswa SMA di Tasik Menantang Guru Berkelahi

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Sejatinya seorang murid harusl tadzhim terhadap guru, karena seorang guru bagaikan air yang akan memberikan semua ilmunya kepada murid saat dia dalam dahaga akan ilmu dan pengetahuan, bahkan seorang guru pun rela mengorbankan segalanya demi keberhasilan dalam mendidik muridnya.

Tapi tidak bagi Jn (16), Siswa Kelas X di SMAN 10  Kota Tasikmalaya yang nekat menantang gurunya berkelahi lantaran dirinya tak terima diperlakukan diskriminasi, ditambah dengan ocehan sang bunda yang melabrak hampir semua ruangan dengan kata-kata kasar dan menunjuk-nunjuk semua guru yang ada saat itu.

Menurut salah seorang guru senior yang sempat kami temui di ruang Wakasek SMAN 10, Kamis ( 30/01/2020), menerangkan bahwa peristiwa bermula pada awal bulan Januari 2020, salah seorang wali kelas melaporkan siswanya ke wakasek kesiswaan karena ketidakhadiran selama lebih dari 20 hari.

Wakasek kesiswaanpun memangil yang bersangkutan dan memberikan teguran, bahkan orangtuanya pun sempat dipanggilnya dan mengakui sang anak yang tak pernah sekolah selama 20 hari. Namun rupanya, sang bunda tak menerima teguran yang disampaikan pihak sekolah, dan ke esok harinya ibunda Jn datang ke sekolah.

Dengan tanpa basa basi dia langsung melabrak wakasek kesiswaan dan semua guru yang ada, merasa ada yang melindungi si anak menjadi sok jago dan berteriak menantang guru yang ada untuk berkelahi dengan umpatan kasar.

“Sebetulnya kami sudah meminta agar ibunya tenang dan bisa diselesaikan di ruangan, dan tidak ada upaya diskrimansi di sekolah ini. Tapi entah kenapa saat kami mencoba untuk menjelaskan duduk permasalahan, si anak jadi beringas dan menantang berkelahi,” ujar Aceng, selaku guru olahraga.

Meski demikian, pihak sekolah sudah melakukan upaya kekeluargaan dengan pihak keluarga siswa tersebut guna menyelesaikan perkara ini. Namun dampak dari itu semua, para guru di SMAN 10 enggan mengajar di kelas siswa yang bersangkutan.

Akhirnya pihak sekolah pun sepakat, menyarankan anak didik tersebut untuk pindah sekolah karena para guru sudah semaksimal mungkin melakukan pembinaan terhadap Jn namun selalu membangkang.

“Solusi sementaranya ya kita sarankan untuk pindah sekolah, karena kami sudah tak sanggup lagi membina siswa ini,” terang salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya. (dzm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *