KAB TASIKMALAYA (CM) – Kepala MIN 2 Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Wawan, M.Pd., mengakui ada peserta didiknya yang mulai mengalami sakit diduga akibat stres berat saat libur sekolah. Ia adalah Na (11), bocah kelas V .
“Sebelumnya Na baik-baik saja. Malah terakhir masuk sekolah saat bagi raport di Desember 2019. Raportnya pun bagus rangking 6. Murid saya itu sakitnya saat libur. Karena 1 Desember 2019 libur semester,” ujarnya, Minggu (26/01/2020) pagi.
“Kemudian saat mau masuk sekolah usai libur semester, murid saya itu masih sakit. Jadi tak masuk sekolah di awal tahun ajaran pada tanggal 6 Januari 2020. Jadi di awal tahun ajaran itu murid saya tak masuk sekolah karena sakit,” tutur Wawan.
Tetapi disesalkannya yaitu pihak orangtuanya tak memberikan kabar bahwa korban saat ini telah dibawa dan dirawat di RS SMC, Singaparna. “Jadi tak ada yang namanya bully di sekolah saya kang. Kondisi sakitnya saya pastikan sebelum masuk sekolah pas libur semester,” tandasnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa anak tersebut sakit karena sering dibully atau dirundung. Ia tak bisa diajak komunikasi, matanya ‘molotot’ dan diam membisu. Padahal, sebelumnya bocah bernama Na (11), putri pasangan Eutik dan Mastur ini normal layaknya bocah seumurannya,
Saat ini, korban dirawat di ruang Shopa Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama (SMC) Kabupaten Tasikmalaya sejak Sabtu (18/01) lalu.
Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto menerima laporan dari salah satu keluarganya di Bantarkalong soal ini. “Dengan hasil investigasi, sementara yang hari ini kita temukan dan laporan dari kedua orangtuanya bahwa diduga anaknya di-bully,” terang Ato.
“Tetapi kita akan melakukan investigasi lebih lanjut di lapangan. Dari hasil obrolan dengan keluarga bahwa dari pemeriksaan awal sementara ini perundungan. Tapi nanti kita akan cek di lapangan dan sekolahnya seperti apa kondisi awalnya,” pungkasnya. (Amas)