News

Hama Merajalela, Harga Cabai Meroket

268
×

Hama Merajalela, Harga Cabai Meroket

Sebarkan artikel ini

KAB TASIKMALAYA (CM)-Di musim penghujan, harga komoditas cabai merah di setiap pasar tradisional di Kabupaten Tasikmalaya merangkak naik hingga mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Kenaikan tersebut terjadi karena mengalami kekurangan stok dari para petani lokal yang belum melakukan panen dan sebagiannya habis diserang hama.

“Sudah lima hari harganya naik dan kurangnya pasokan dari petani lokal seperti Kecamatan Cisayong dan Taraju serta beberapa sentra pertanian di Kabupaten Tasik. Karena, barang yang ada sekarang dikirim dari Pabuaran, Cirebon,” kata pedagang sayuran di Singaparna dan pasar Manonjaya, Kamis (16/01/2020).

Jejen (54), pedagang cabai di Singaparna, mengatakan, pasokan cabai biasanya dikirim dari Garut dan Ciamis. Sementara, sekarang ini dari Cirebon dan Majalengka. “Tapi mengalami kekurangan dan berdampak pada kenaikan termasuk dipicu dari kemarau ke musim hujan,” imbuhnya.

Ia menyebut, cabai merah besar yang biasanya Rp 28 ribu saat ini Rp 70 ribu per kg atau naik tiga kali lipat. Cabai merah kriting dari Rp 23 ribu dijual Rp 58 ribu per kg, cabai merah biasa Rp 25 ribu dijual Rp 63 ribu per kg.

Selain cabai besar, lanjut ia, harga cabai rawit (cengek) juga mengalami kenaikan. Cabai rawit merah biasa Rp 20 ribu per kg, kini naik cukup tinggi menjadi Rp 67 ribu per kg, cabai rawit domba Rp 47 ribu per kg dan cabai rawit hijau Rp 26 ribu per kg.

“Komoditas kebutuhan lainnya yang selama ini mengalami kenaikan berupa bawang putih dan kini harganya meningkat tajam semula Rp 23 ribu menjadi Rp 33 ribu per kg, bawang daun dan buncis masing-masing Rp 14 ribu. Padahal harga bawang daun semula Rp 5.000 per kg,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Heri Sogiri, mengungkapkan, kenaikan harga cabai terjadi karena Kabupaten Tasikmalaya sendiri penghasil produk pertanian dan juga cabai. ” Karena pemenuhan kebutuhan itu
bergantung dari pasokan daerah lain,” ujarnya.

Pihaknya tetap akan berupaya berkoordinasi dengan intansi lain terutama bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID) agar menggelar operasi pasar. (Amas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *