News

Kawah Galunggung Jadi Incaran Wisatawan Mengisi Libur Panjang

632
×

Kawah Galunggung Jadi Incaran Wisatawan Mengisi Libur Panjang

Sebarkan artikel ini

TASIKMALAYA (CM) – Jelang Natal dan Tahun Baru 2020 sekaligus berbarengan dengan hari libur nasional sekolah, sejumlah kawasan wahana wisata menjadi tujuan utama dalam mengisi libur panjang. Seperti halnya kawah Gunung Galunggung yang terletak di Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya.

Sehari sebelum Natal dan enam hari jelang tahun baru, kawasan wisata tersebut tak hanya dikunjungi warga Tasikmalaya, tapi juga pengunjung dari berbagai daerah seperti Ciamis, Garut dan daerah lainnya, saperti Tri Sundari (22), asal Depok, Ririn Herlina (40) asal Cisayong, Popi Srimulyani mahasiswa Poltekkes asal Garut, Ahri Herman (72) asal Buniseri Ciamis, Disdis Rianti asal Ciamis, dan Novi asal Sukarindik Kota Tasikmalaya.

Dikatakan Tri, untuk mengisi libur panjang kali ini wahana wisata kawah Gunung Galunggung menjadi pilihan keluarga terutama anak-anak yang saat ini sedang menikmati libur sekolah. “Kawah Galunggung kan gak ada di daerah lain. Saya baru pertama kalinya ke kawah puncak Galunggung. Suasananya enak banget, adem dan nyaman. Aksesnya jalannya gak terlalu sulit. Bagi yang gak kuat bisa naik ojek pangkalan, tapi sebaliknya untuk yang merasa kuat menanjak bisa melalui 620 anak tangga. Saya lebih memilih naik tangga biar sehat,” terangnya, Selasa (24/12/2019).

Ia juga menyebut, meski baru pertama melawati 620 anak tangga baginya bukan hal yang baru, karena sudah terbiasa dalam kesehariannya suka berjalan kaki. “Jadi gak kerasa cape. Makanya menjadi pilihan untuk dikunjungi oleh saya dan keluarga,” ucapnya.

Menurut Tri, Kawah Gunung Galunggung tempat wisata yang terbaik dan tidak membosankan. Hanya,ia menyarankan dalam hal perbaikan akses jalan. “Karena kondisinya kurang baik, sehingga sulit dilalui kendaraan dan harus ekstra hati-hati. Termasuk fasilitas tempat jualan perlu dibranding biar lebih bagus agar bisa lebih nyaman bagi para pengunjung dari berbagai daerah,” ungkapnya.

Ditempat yang sama dikatakan, Ahri Herman (72) asal Buniseri Ciamis, mengaku tidak merasa kecapean meski usiannya sudah setengah abad. “Bagi saya 620 anak tangga ini tidak dijadikan sesuatu yang melelahkan, tapi sebagai tempat tafakur diri. Ini kuasa Allah, betapa indahnya alam ini yang harus selalu kita jaga dan lestarikan,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *