BANDUNG BARAT (CM) – Antusias warga Desa Laksana Mekar tak terbendung untuk bertemu langsung dengan Dansektor 9 Kolonel Inf Amir Mahmud pada agenda kegiatan sosialisasi lanjutan Citarum, di aula Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (11/12/2019).
Kegiatan diawali dengan lantunan ayat suci Al-Quran surat Ar Rum dan lagu Indonesia Raya. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh 100 orang peserta dari seluruh ke-RW-an dan berlangsung khidmat.
Kerusakan alam dimuka bumi diakibatkan oleh tangan manusia, kerusakan itu sudah berlangsung selama puluhan tahun, di dalam Al Qur’an sudah tertulis dan dijabarkan sangat jelas. Demikian Dansektor 9 mengawali paparannya tentang kerusakan Citarum dari hulu, tengah dan hilir yang semuanya diakibatkan oleh manusia.
“Negeri ini sangat indah, tapi keindahannya dirusak oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, salah satunya yang terjadi di aliran Citarum, Citarum saat ini memprihantinkan, kondisinya tidak sehat dan sudah terjadi proses kimiawi sampai airnya tidak layak untuk diminum,” ujarnya.
Menurut Dansektor 9 yang didampingi oleh Kepala Desa Laksana Mekar, Asep Ramdan, dengan kondisi kerusakan yang sudah parah itulah TNI diturunkan dan ditugaskan untuk melaksanakan amanat Perpres No 15 tahun 2018 tentang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.
“Saya ditugaskan di sektor 9 meliputi 8 Kecamatan. Saya berharap warga yang mengikuti sosialisasi hari ini, ikut berperan aktif bersama kami satgas Citarum untuk melakukan pengawasan, terutama terhadap limbah industri yang tidak diolah dengan baik,” ucap Dansektor.
Mewakili DLH Kabupaten Bandung Barat, Kasie Kebijakan Persampahan, Hindun Wahidah menyampaikan bahwa peran warga dalam mengelola sampah sangat besar. “Apabila sampah rumah tangga dipilah dahulu maka beban sampah yang dibuang tidak akan terlalu besar,” terangnya.
Hindun juga menyatakan bahwa saat ini sedang dilaksanakan pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat secara terpadu, karena biaya yang dikeluarkan sangat besar sekitar 250 juta perbulan untuk pengangkutannya, sedangkan sampah yang dihasilkan sebanyak 150 ribu ton perhari.
Ia meminta kepada peserta sosialisasi untuk menjadi tauladan di rumahnya masing masing. “Berilah contoh kepada anggota keluarga dalam hal membuang sampah, dimulai dari diri kita, keluarga dan lingkungan sekitar,” tuturnya.
Disampaikannya bahwa hal terpenting adalah meninggalkan pola lama dalam membuang sampah. Saat ini, ia mengatakan sedang digalakkan sampah yang akan dibuang ke TPA harus sudah melalui pemilahan, jadi beban tidak terlalu besar. (Intan)