TASIKMALAYA (CM) – Peraih medali emas dan perunggu di Sea Games 2019 Filipina pada cabang olahraga (Cabor) Pentathlon asal Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Muhamad Taufik, mengaku tak pernah diterlantarkan KONI dan Pemkab Tasikmalaya.
Hal itu ditegaskannya saat berķunjung ke Sekretariat KONI Kabupaten Tasik, di Jalan Pemuda Kota Tasikmalaya, Rabu (11/12/2019). Menurut Taufik, dirinya selalu berkomunikasi dengan KONI mulai dari berangkat hingga sampai di Filipina.
Ia mengaku, saat pulang ke kampung halamannya pada Senin (9/12) kemarin, sengaja tak memberitahu pihak KONI dengan alasan tidak ingin merepotkan, sehingga ia menegaskan munculnya kabar ditelantarkan tidak benar.
“Walaupun saya pulang naik kendaraan umum, saya tak mau merepotkan orangtua saya di KONI dan Pemkab Tasik. Jadi support dari KONI dan pemerintah daerah itu sebenarnya sangat maksimal. Saya mohon maaf terkait ada berita-berita soal yang lainnya. Saya memang selonong boy orangnya,” akunya.
“Jadi saya ingin pulang karena sakit saya makin parah ditenggorokan. Karena di sana (Filipina) sempat terjadi peradangan di dalam tenggorokan saya. Jadi sempat minum air banyak dan minum es. Tidak benar bahwa saya ditelantarkan. Ini hanya kurang komunikasi saja,” sambung ia.
Dengan raihan ini, Taufik menyebut salah satu cita-citanya terwujud. “Alhamdulillah ini (raihan 1 emas dan 1 perunggu) untuk keluarga, kampung halaman saya dan Indonesia umumnya. Pokoknya soal kepulangan saya, murni karena sakit,” ucapnya.
Dirinya sempat menceritakan kronologi kepulangannya ke Tasik. Ia memeparkan bahwa pada Senin itu Taufik sampai di Jakarta sekitar jam 02.30 WIB disambut Kemenpora. “Kita diarahkan Kemenpora menginap di hotel khusus para atlet. Karena saya sakit dan kebetulan ada atlet dari Jabar lainnya 5 orang atlet lainnya mau pulang jadi ikut pulang juga pakai bus diakomodasi Kemenpora,” paparnya.
Kemudian, lanjutnya, sampai di Bandung subuh jam 05.00 WIB, lalu menjemput istrinya. “Di Bandung juga saya tak menginformasikan ke siapapun mau pulang. Sampai sore saya merasa semakin sakit badan, akhirnya cepat pulang ke Tasik. Waktu itu perjalanan sekitar setengah jam dan menginformasikan ke kakak saya tolong jemput di Terminal Singaparna,” ungkapnya.
Secara kebetulan, saat menghubungi kakaknya, sedang ada Kapolsek Puspahiang menjenguk ke rumahnya. “Dan akhirnya di tengah perjalanan saya mau dijemput di Polres Garut tapi karena sudah lewat jadinya berhenti di Polsek Cilawu,” tutur Taufik.
Ia pun kembali menegaskan bahwa dirinya selalu intensif berkomunikasi dengan KONI dan Pemkab Tasik. “Di sana selalu komunikasi dengan KONI dan sudah bilang akan menginformasikan KONI jika pulang. KONI tak pernah luput membantu saya walaupun saya yang selalu datang untuk meminta doa serta kadang meminta ongkos untuk saya. Saya menganggap KONI adalah orang tua saya,” tegasnya.
Selain karena sakit, dirinya juga sudah rindu kampung halaman dan ingin cepat memberitahukan raihan yang membanggakan itu ke kampungnya. “Apalagi daerah Puspahiang, boro-boro emas Sea Games, emas Porda saja belum pernah. Ini saking semangatnya. Dan olahraga ini adalah cita-cita saya. Apalagi saya tak seperti atlet lain yang dibina. Tapi saya jadi atlet karena ingin ketemu ibu saya,” pungkasnya. (Anto)