KOTA TASIKMALAYA (CM) – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Kota Tasikmalaya mendapat kesempatan ditunjuk dan dipilih oleh Dirjen Kemendikbud sebagai sekolah rujukan, model, dan sekolah sehat.
Hal itu dibenarkan Kepala Sekolah SMP Negri 5 Kota Tasikmalaya, Hj. Yuyun Siti Noorhaesih,S.Pd.,M.Pd. Ia mengatakan terpilih dan ditunjuknya SMP Neegri 5 sebagai sekolah rujukan, model dan sehat se-Kota Tasikmalaya oleh Dirjen Kemdikbud atas dasar hasil verifikasi.
“Yang mendapatkan kesempatan sekolah rujukan hanya SMP Negeri 5. Untuk model sekolah sehat yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Provinsi bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya yaitu SMP Negrei 5,6 dan 10,” terang Yuyun saat dihubungi media, Rabu (13/11/2019).
Sementara iru, dikatakan Wali Kelas SMP Negeri 5 kelas 7H, Dede Ita Puspitasari,S.Pd., terpilihnya SMPN 5 sebagai rujukan sekolah model sangat membutuhkan peran seluruh orang tua dalam melengkapi sarana prasarana untuk memenuhi kebutuhan anak didik di kelasnya masing-masing.
“Selain itu juga untuk penataan kelas. Siswa dilarang memakai motor karena belum memiliki SIM. Siswa mohon dibimbing di keluarga untuk berbicara dan berperilaku dengan sopan dan hindari bullying,” ujarnya.
Ia menyebutkan, dengan keberhasilan SMP 5 mendapan nilai UN tertinggi maka sejak dari kelas 7 siswa harus lebih rajin belajar. Tentu memerlukan peran orang tua dan guru sama-sama lebih memperhatikan dan membimbing siswa ke ahlak yang lebih baik.
Hal tersebut mendapat apresiasi dari seluruh orangtua murid salah satunya kelas 7H, salah satunya Lia Amalia Ulfah. Ia mengatakan, pada dasarnya sekolah sudah memiliki dana BOS. Tetapi tidak semua pengeluaran atau kegiatan belajar mengajar ditunjang oleh pemerintah melalui dana BOS.
“Tentunya, di sini peranan orangtua murid harus ikut menunjang berbagai kegiatan peserta didik bersama-sama untuk menyukseskan kegiatan belajar mengajar. Selama ini pihak sekolah sudah cukup kooperatif, komunikatif setiap ada program selalu disampaikan melalui japri, grup WA maupun di sekolah,” ujarnya.
Menurut ia, tidak semerta merta menyerahkan anak dikala dirinya menitipkan anak, tentunya harus ada timbal balik melalui kontribusi kepada pihak sekolah. “Beban mendidik anak tak hanya menjadi bagian guru di sekolah tapi juga bagian dari keluarga. Lingkungan itu madrasah pertama, sekolah rumah ke dua, jadi keluarga memiliki peran untuk menanamkan nilai-nilai positif, artinya peran orangtua itu nomor satu,” pungkasnya (Edi Mulyana)