KOTA TASIKMALAYA (CM) – Polres Tasikmalaya Kota melalui Satlantas bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Asia Plaza mendistribusikan 10 ribu liter air bersih kepada warga Parakan Honje RW 05 Kelurahan Sukamaju Kaler Kecamatan Indihiang, Senin (28/10/2019).
Kasat Lantas Polres Tasikmalaya Kota, Iptu Ajat Sudrajat mengatakan, pendistribusian air bersih ini merupakan bentuk kepedulian untuk membatu warga Parakan Honje yang sudah lama mengalami kekurangan air bersih.
Ia mengklaim, pendistribusian air tersebut dilakukan bukan hanya kali ini saja. Tetapi kata dia, sudah lebih dari empat kali.
“Totalnya sudah lebih dari 60 ribu liter termasuk sekarang. Biasa kita melakukan pendistribusian menggunakan kendaraan water cannon, kalau sekarang bekerja sama dengan BPBD dan Asia Plaza,” terang Ajat.
Ditempat sama, Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengungkapkan, kekeringan di Kota Tasikmalaya sudah semakin masif. Berdasarkan catatannya sejak tahun 2018, pendistribusian air bersih sudah menghabiskan lebih dari 2 juta liter air bersih.
“Tahun 2019 ini darurat kekeringan belum selesai, BPBD sudah menghabiskan 6 juta lebih air bersih. Artinnya kekeringan di Kota Tasikmalaya sudah semakin parah dari aspek lingkungan,” imbuhnya.
Untuk mengantisipasin kondisi demikian, ia menegaskan, tidak ada istilah kata terlambat untuk kembali ke alam. Kembalilah perhatikan lingkungan dengan cara membuat biopori disetiap jalan setapak, gang yang sudah memakai semen.
“Masyarakat juga harus sadar diri bahwa air adalah kebutuhan makluk hidup yang paling utama,” ujar Ucu.
Ia menambahkan, menurut perhitungan dan informasi dari BMKG, darurat kekeringan ini akan berakhir hingga tanggal 31 Oktober ini. Namun begitu, katanya, ada kemungkinan masa kemarau ini bertambah.
“Diperpanjang dua minggu kedepan, artinya setelah tanggal 31 Oktober, hanya terjadi intensitas hujan ringan diminggu kedua di bulan Oktober 2019,” bebernya.
Sementara itu, Wanti Trisnawati (43) warga Kampung Parakan Honje RT 03/05 Kelurahan Sukamaju Kaler Kecamatan Indihiang mengapresiasi pembagian air bersih tersebut. Ia dan warga lainnya mengaku sangat terbantu.
“Sejak 2 bulan lalu air di sumur kami dan sebagaian warga sudah tidak ada airnya, sudah kering. Selama dua bulan suka mengambil air buat kebutuhan nyuci pakaian, nyuci piring, mandi dan lainnya dari sungai Ciburuy. Atau membeli air seharga Rp 5 ribu pergalon,” ujarnya. (Edi Mulyana)





