News

Ada Teater PRJT di DPRD Kota Tasik, Singgung Soal Koruptor yang Suap Hakim

161
×

Ada Teater PRJT di DPRD Kota Tasik, Singgung Soal Koruptor yang Suap Hakim

Sebarkan artikel ini
Ada Teater PRJT di DPRD Kota Tasik, Singgung Soal Koruptor yang Suap Hakim
Teater PRJT Singgung Koruptor yang Suap Hakim

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Paguyuban Dinas Terkait melakukan aksi pementasan teater Pengadilan Rakyat Jatuh Tempo (PRJT), di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Jalan RE.Martadinata Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, Kamis (17/10/2019).

Dalam aksinya, para pementas pengadilan rakyat terdiri dari Hakim, JPU, Pembela, Panitra mengadili terdakwa dengan berbagai pertanyaan.

Tampak terdakwa awalnya tidak berkutik, namun pada akhirnya melakukan penyuapan kepada hakim. Sang hakim pun menerima penyuapan dari terdakwa.

Aksi teatrikal memberikan pesan, bahwa dalam peradilan bisa terjadi kontroversi antara panitra, JPU, pembela atas ketidakadilan hakim yang telah menerima suap dari terdakwa. Sehingga persidangan bisa diputuskan tidak bersalah, meski sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi.

Koordinator aksi, Saeful Malik mengatakan, pementasan teater pengadilan rakyat itu menggambarkan proses hukum tersangka kasus KPK yang sudah kedaluarsa.

“Pedahal keputusan kasus hukum dari seluruh penenggak hukum tersebut sedang ditunggu oleh sebagaian masyarakat yang cerdas di Kota Tasikmalaya,” ungkap Saeful, saat ditemui wartawan usai Rapat Paripurna DPRD setempat, dalam momentum HUT Kota Tasikmalaya ke 18, Kamis (17/10).

Ia menyebutkan, ada pun didalam pementasan teater peradilan rakyat telah terjadi penyuapan ke hakim. Hal itu, kata dia, untuk mencoba mengaitkan dengan kondisi yang terjadi di Kota Tasikmalaya saat ini yang sudah dijadikan setatus sebagai tersangka.

“Tentu ini dikembalikan kepada kelanjutan oleh para penegak hukum. Tapi berkelanjutannya bukan yang ngambang seperti yang sekarang dilakukan dalam teatrikal peradilan. Dalam penilaian kami proses hukum yang dilakukan oleh para penegak hukum sangat alot dan ngaret,” ujar Saeful.

Ia menyinggung soal treatrikal peradilan rakyat, sebelumnya aksi treatrikal yang telah dilaksanakan sebanyak tiga kali ini ada yang memandang tidak santun.

“Pedahal kita santun, tidak arogan, kalau arogan arogannya di sebelah mana? Seolah pemerintah alergi untuk di kritik, sehingga menjadi pertannyaan sebagaian rekan kami dan sebagian pemerintah,” bebernya.

Ia malah balik mempertanyakan. Disaat ada warga yang kritis dan menyampaikan aspirasi, namun malam ditanggapi ketus dingin dan dituding aneh-aneh.

Jadi, kata dia, sebenarnya ada apa di Kota Tasikmalaya ini? Sekarang sudah jelas Wali Kota Tasikmalaya sudah jadi tersangka, apa akan selamanya jadi tersangka atau di vonis.

“Padahal tratrikal ini hanya menyuarakan pesan dari masyarakat dan untuk sebagian masyarakat yang cerdas,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *