News

Belasan Tahun Menderita, Elis Butuh Perhatian

370
×

Belasan Tahun Menderita, Elis Butuh Perhatian

Sebarkan artikel ini
Derita Elis Remaja Kadipaten; Usia 3 tahun Terbentur Kepala, Belasan Tahun Menderita
Elis, pasien penyakit langka di Tasikmalaya

TASIKMALAYA (CM) – Malang benar nasib Elis (17). Disaat teman seusianya sudah mulai belajar bersolek, gadis remaja ini harus bergelut dengan kekurangan mental.

Saat CM bersama Satgas KPAID Kab.Tasikmalaya berkunjung ke rumah Elis, di Kampung Nyalindung RT 003/002 Desa Buniasih Kecamatan Kadipaten Kab.Tasikmalaya, remaja ini sedang terbaring lemah.

Elis terlihat gelisah saat rebahan di lantai berplester semen. Bicaranya tidak jelas. Sesekali kedua tangannya memegang dinding rumah yang terbuat dari bambu yang sudah lapuk.

“Seperti sedang menahan nyeri,” kata Dodo, salah seorang Satgas KPAID Kab. Tasikmalaya saat mengantar CM ke lokasi, Rabu (11/09/2019).

Kondisi Elis Remaja Kadipaten; Usia 3 tahun Terbentur Kepala, Belasan Tahun Menderita

Kondisi Elis yang demikian diamini oleh neneknya, Ombah (60). Bahkan kata sang nenek, selama belasan tahun Elis nyaris terlihat tidak nyenyak tidur.

“Nya kitu, gelisah wae. Tara tibra bobo na teh. (Ya begitu, gelisah terus. Tidak pernah nyenyak tidurnya, Red),” kata Ombah.

Ombah bercerita, sejak kecil Elis tidak pernah mengenyam pendidikan layaknya anak lain. Cucunya itu hidup tidak normal.

Keseharian Elis sejak kecil tak jauh berbeda. Lebih sering diam, menyendiri, tidak bergaul dengan yang lain dan fisiknya lemah.

“Nya sapertos kieu wae kaayanna (ya seperti ini saja keadaannya, red),” tambah Ombah yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani.

Ditempat sama, Satgas KPAID Kab.Tasikmalaya wilayah Tasik Utara, Dede Egi Ramdani mengaku prihatin dengan keadaan Elis. Anak remaja ini idealnya mendapatkan penanganan khusus.

“Saya dapat kabar kemarin, langsung kesini. Harusnya sejak awal Elis diobati, diberikan penanganan cepat tanggap dan layanan sosial lainnya,” tutur Egi.

Ia mengungkapkan, dirinya sudah melakukan penelusuran mendalam mengenai kondisi Elis dan latar belakangnya. Termasuk jenis kelainan yang diderita oleh anak tersebut.

“Sejak bayi sebenarnya normal, baik-baik saja. Tetapi sekitar usia 3 tahun , Elis pernah terbentur kepalanya, dan sampai sekarang kondisinya seperti ini,” ungkapnya.

Elis semenjak kecil sudah tinggal bersama neneknya. Sementara ayah dan ibunya sudah bercerai cukup lama.

“Dulu sempat tinggal dengan bapaknya. Lalu tinggal di rumah neneknya dari pihak ayahnya, sekarang di rumah neneknya dari pihak ibu,” jelasnya.

Pindah-pindah tempat pengasuhan ditambah dengan ketidaktahuan penanganan yang tepat, menyebkan Elis harus mengalami penderitaan hingga usianya menjelang 17 tahun sekarang ini.

Dengan kejadian ini, Egi yang merupakan tokoh pemuda setempat berjanji akan berkomunikasi dengan pihak terkait secepatnya. Terutama, dia ingin mengupayakan penanganan cepat mengobati penyakit yang diderita Elis.

“Kita belum tahu jelas penyakitnya apa. Kita pun ingin mengupayakan jaminan sosialnya dari pemerintah, karena programnya kan harusnya ada,” jelasnya.

Egi menegaskan, pihak pemerintah terkait, mulai desa hingga kabupaten harus serius melihat kondisi masyarakat. Kasus seperti Elis, kata dia, kemungkinan banyak terjadi hanya belum terekspose ke publik.

“Pemerintah jangan tinggal diam. Ini harus jadi peringatan bagi semua. Kita tidak ingin ada Elis-elis lain yang menderita tanpa penanganan,” tegasnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *