News

Milad CMB ke-51, Berdakwah Tiada lelah dan Terus Berbenah

222
×

Milad CMB ke-51, Berdakwah Tiada lelah dan Terus Berbenah

Sebarkan artikel ini
Milad CMB ke-51, Berdakwah Tiada lelah dan Terus Berbenah
Ketua CMB KH. Inka Fakurokobah

KOTA BANDUNG (CM) – Corps Muballigh Bandung (CMB) sudah berusia 51 tahun. Organisasi para mubaligh ini masih eksis berkhidmat untuk Ummat hingga sekarang.

Sekitar 100 meter ke arah timur dari Stasiun Bandung, gemericik mata air peradaban sayup terdengar dari tempat ini. Dari Jalan Stasiun Timur nomor 20 Kota Bandung inilah, gagasan dan gerakan mengalir syahdu.

Setiap hari selama 24 jam, pintu mesjid yang terletak di lantai dua, selalu terbuka. Masyarakat yang singgah pun tak sekedar menegakan rukun Islam kedua, namun lebih dari itu.

Tak pernah libur di Mesjid CMB itu. Setiap hari, terlihat ada saja jemaah dan musafir yang ikut beristirahat melepas lapar dan dahaga, merebahkan sejenak badan, dan atau ada yang sengaja datang untuk diam bertikaf mengadukan pada-Nya tentang semua penat yang ada dalam kehidupan.

Mari lihat semakin dalam. Di komplek CMB ini ternyata tak sekedar keperluan para musafir dikawasan Stasiun Bandung saja. Tak sekedar urusan memenuhi lapar dan dahaga spiritual semata ternyata.

Dari markas CMB ini, istiqomah berjalan kegiatan keilmuan. Ada kajian, dialog, hingga pengabdian dan syiar keislaman.

BACA JUGA : Ini Diantara Jurus Dakwah CMB yang Makin Kece

“Setiap hari Jumat itu disini ramai. Tentunya hari-hari lain juga, tapi hari Jumat ada kegiatan khusus,” ungkap aktivis CMB Zaky Roby Cahyadi, di Jalan Stasiun Timur nomor 20 Kota Bandung, Rabu (21/08/2019).

ambulance cmb
ambulance cmb

Kegiatan Shalat Jumat disambut oleh CMB dengan serius dan suka cita. Bagaimana tidak, untuk para jemaah dan musafir ini, ada kegiatan makan siang bersama bada Jumatan.

Kata Zaky, masih di hari Jumat bada Ashar, ada kajian Kitab Bulughul Maram, diampu langsung oleh ketua CMB KH. Inka Fakurokobah. Selanjutnya dimalam hari, ada berbagai kajian dan diskusi yang selalu hangat dan tentunya menginspirasi.

Zaky menjelaskan, ditengah pembangunan mesjid transit di kawasan ini (komplek gedung CMB), CMB juga tengah menyiapkan sejumlah program pelayanan untuk umat.

Program terdekat mengambil moment hari jadi CMB ke-51. Tepatnya Kamis (22/08) ini, pihaknya akan menggelar kegiatan khitanan masal dan peluncuran ambulance CMB untuk warga.

“Nanti masyarakat yang memerlukan ambulance tinggal kontak nomor 085722621110. InsyaAllah siaga 24 jam siap melayani warga,” katanya.

Adapun kegiatan khitanan masal, kata dia, dikhususkan untuk puluhan anak yatim dan dhuafa. Selain pelayanan, kegiatan ini tentunya akan menjadi wadah silaturahmi para tokoh aparat pemerintahan, para alim ulama, tokoh senior dan para aktivis CMB.

“Semakin lengkap dan meriah menghibur adik-adik yang dikhitan dan juga masyarakat yang hadir, kita siapkan hiburan tradisional musik sunda persembahan mahasiswa Unisba,” imbuhnya.

Zaky menyebut, rangkaian kegiatan Milad ini adalah puncak dari beberapa rangkaian sebelumnya. Misalnya pada tanggal 15 Agustus 2019 kemarin, telah sukses digelar kajian muhasabah oleh Prof. Dr. Asep Saeful Muhtadi.

Ditempat sama, Ketua CMB KH. Inka Fakurokobah mengungkapkan sejarah. CMB, kata dia, adalah organisasi dakwah yang didirikan pada tanggal 16 Agustus 1968 di Kota Bandung.

Pada saat itu, ungkapnya, CMB didirikan sejumlah tokoh diantaranya adalah KH. Josef CD (alm), KH. Anwar Suhaemi (alm), KH. Drs. A. Mamat Chusowie, Ustadz H. Ating Alimudin (alm), KH. Drs. Husni Thamrin, SH. (alm) KH. Abdul Fatah (alm), Kh. Endang Saifuddin Ansari, MA. (alm), H. Ujang Yahya Sitisna (alm), Uwes Qarni (alm), dan lain lain.

“Pada saat itu (para pendiri) adalah pemuda-pemuda belia yang biasa melakukan kajian kajian keagamaan yang berpusat di Gang Cikapundung Kota Bandung,” sebutnya.

Disamping itu, ada pula tokoh senior yang memberikan dukungan moril maupun materil dan siap menjadi pembina di CMB, pada saat itu diantaranya adalah KH. Rusyad Nurdin (alm), KH. EZ. mutaqien (alm), Kh. Apandi Ridwan (alm), KH. Isa Anshari (alm), KH. Abdurrahman (alm) (tokoh Persis), KH. iping (alm) (tokoh Muhamadiyyah), Prof. Kh. Anwar Musaddad (alm) dan beberapa tokoh dari NU dan pendiri Pesantren Musaddadiyah Garut.

Ia menjelaskan, hadirnya CMB juga telah ikut mendorong lahirnya lembaga lembaga kemuballighan di beberapa kota luar lainnya, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang dan Makasar. Dan alhamdulillah, kiprah CMB dalam berdakwah terus berlanjut hingga hari ini.

“Untuk meningkatkan kualitas dalam berdakwah CMB pun terus berbenah, muhasabah, mengevaluasi setiap gerakan dakwah yg dilakukan. Nah, dalam momentum milad CMB ke-51 tahun, kita perlu meneladani kiprah dan perjuangan para pendiri CMB, ” imbuhnya.

Melalui har jadi CMB yang puncaknya digelar 22 Agustus ini, pihaknya sudah menyiapkan tema spesial. “Berdakwah tiada lelah dan terus berbenah menuju CMB yang masagi dan lentur”. (Fuad Hisyamudin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *