KOTA TASIKMALAYA (CM) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya bersama 6 Kepala Daerah se Priangan Timur, meliputi Kota/Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar dan Pangandaran, bersama sama melaksanakan kegiatan penandatanganan MOU Wisata di Kantor BI Jalan Sutsen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, Selasa (13/08/2019).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Heru Saptaji, mengatakan, penandatanganan MoU Pariwisata Terintegrasi Priangan Timur ini pertama berawal dari ketidakpastian ekonomi global, yang tidak selalu direspon dengan exsport komoditas barang, termasuk pertumbuhan ekonomi tidak harus berbasis komuditas barang. Namun yang lebih penting adalah membangun ekonomi berbasis sektor jasa salah satunya adalah sektor pariwisata.
“Kita semua tahu bahwa di wilayah Priangan Timur ini banyak terdapat potensi yang sangat luar biasa. Mulai dari pegunungan, Air terjun , Laut, Pantai, dan Situ. Komuditas lainnya, kuliner, budaya, seperti Kampung Naga. Ditambah industrinya seperti bordir, mukena, batik, kelom geulis, payung geulis, payung bordir, ” terang Heru kepada media.
MoU yang dilaksanakan oleh 6 Kepala Daerah di wilayah Priangan Timur ini telah menunjukan suatu komitmen yang sangat luar biasa guna menyongsong sektor wisata secara Integrasi melalui paket wisata. Ia berharap dengan semangat dan komitmen 6 Kepala Daerah ini diharapkan akan membangun paket wisata unggulan yang terintegrasi.
“Setelah dilakukan launching wisata terintegrasi, Bank Indonesia berencana akan melakukan road show ke 6 daerah untuk melakukan presentasi menyampaikan potensi arah pengembangan ekonomi baik di sektor pertanian, perdagangan, termasuk sektor wisata ,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, mengatakan, adanya MoU wisata terintegrasi yang dilaksanakan oleh BI dan 6 Kepala Daerah di wilayah Priangan Timur sebetulnya sudah dimimpikan sejak lama.
“Wacana kerjasama ini, sebetulnya sudah dirumuskan sejak jauh jauh hari. Sekarang sudah terwujud melalui pariwisata terintegrasi di Periangan Timur. Intinya, kami ingin memanfaatkan potensi wisata dan budaya yang ada khususnya di Kota Tasikmalaya. Tentu kesepakatan MoU ini menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah, seniman, budayawan, UMKM untuk menghadirkan kreativitas kreasi dan inovasi yang ada, seperti kuliner, cagar budaya, wisata alam Situ Gede, dan industri kreatif bordir, payung geulis, kelom dan Industri lainnya,” ujarnya.
Kolaborasi wisata integritas yang melikupi 6 wilayah ini diharapkan akan dapat menutupi kekurangan dan kelebihan di masing masing daerah. Misalkan, wisata alam laut di Kota Tasik tidak ada, tetapi di Kabupaten Pangandaran ada.
“Di Kota Tasik tempatnya kuliner di Kab. Pangandaran berkurang, nah di sini saling menutupi kekurangan dan kelebihannya, sehingga ketika ada turis datang harus saling mempromosikan,” pungkasnya. (Edi Mulyana)