TASIKMALAYA (CM) – Memasuki musim kemarau yang cukup panjang, banyak lahan pertanian yang mulai mengalami kekeringan. Akibat dari ini banyak petani yang mengalami gagal panen sehingga harganya menjadi melambung tinggi. Salah satu hasil tani yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan adalah cabai rawit yang naik hingga Rp.95.000 per kilogramnya.
BERITA TERKAIT: Di Pasar Cikurubuk Harga Cabai Rawit Tembus 95 Ribu/kg
Untuk mengantisipasi hal ini, seorang guru jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di SMK Nurusalam Salopa, mencoba mengembangkan penanaman cabai rawit pada lahan praktek siswa. Di tanah seluas 1500 meter persegi bibit yang ditanam setelah 4 bulan masa tanam sudah mampu panen 7 hingga 10 kilogram cabai rawit.
“Kami arahkan para siswa untuk menanam cabai rawit sebagai antisipasi kemarau dan alhamdulilah saat ini hasilnya bisa dirasakan bahkan kita bisa jual ke pasar terdekat dan hasil penjualan kita masukan untuk kas internal sekolah,” ujar Ade Nurul Hayat Kepala Jurusan ATPH SMK Nurusalam.
Sementara itu ketua pembina Yayayan Nurusalam Hj. Neneng Wida Yuansih, menegaskan bahwa pihaknya memang menekankan kepada para guru dan siswanya untuk bisa menginovasi dan membudi dayakan tanaman yang bisa menghasilkan dari sisi ekonomi pada musim kemarau tahun ini.
“Ya kami memang mengharapkan para guru dan siswa ATPH di sekolah yayasan kami ini, bisa menciptakan pemberdayaan ekonomi sehingga siswa didik bisa belajar enterpreuneurship dari hasil studinya,” pungkasnya. (Dzm)
