News

Jelang Ramadhan, Soetrisno Akan Adakan BLK Bangun Jiwa Wirausaha

219
×

Jelang Ramadhan, Soetrisno Akan Adakan BLK Bangun Jiwa Wirausaha

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional, Soetrisno Bachir menggelar Dialog Strategi menumbuhkan jiwa kewirausahaan melalui wacana akan membuka Bale Latihan Kerja (BLK) di Pondok Pesantren Raudlatul Mutaalimin Cilendek Kota Baru Kec. Cibeureum Kota tasikmalaya,

Adanya wacana Pondok Pesantren akan dijadikan pusat perekonomian sudah menjadi tekad pemerintah pusat. Tetapi langkah awal yang harus dilakukan di setiap pesantren yakni diadakan Balai Latihan Kerja (BLK)

“Adanya BLK nanti akan menjadi sarana perubahan didalam pesantren. Dimana nantinya para santri menjadi ahli disatu bidang,  sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, entah itu ahli dibidang otomotif, kuliner, garmen, dan lainnya,” jelas Soetrisno, kepada media, Jumat (03/05/2019).

Menurutnya, BLK harus menjadi BLK plus ada pendidikan kewirausahaan, nantinya bisa menjadi manusai yang trampil, akhlaknya bagus, agamanya bagus, baik, amanah, jujur tidak boong, seimbang, sehingga nanti dengan berbekal kemampuan yang cukup, akan menjadi pengusaha yang hebat sehingga akan mudah didalam menjalankan berbagai usahanya, seperti di bidang otomotif mau pun di bidang agro atau untuk mendapat pekerjaan di perusahaan yang kita kehendaki sesuai dengan keilmuan yang dimiliki.

“Intinya yang diharapkan pemerintah, di setiap Pondok Pesantren ada BLK plus, yang memiliki sertifikasi, untuk mempermudah takala berhubungan dengan perbankan tidak salah, tepat sasaran, tidak diragukan, karena berbekal sertifikasi. Tentu layak untuk diberi pinjaman oleh bank yang kita pilih seperti BRI Saryah, BNI Saryah, BTN Saryah, khususnya Bank pemerintah,” jelasnya.

Adanya BLK, kata ia, harus mampu menginpor produk khususnya di bidang agro seperti buah buahan, sayur sayuran, apalagi di daerah Provinsi Jawa Barat ini kan memiliki tanah subur, mau nanam apa saja juga bisa. Artinya pesantren menjadi pusat ekonomi itu bisa berhubungan dengan siapa saja termasuk dengan para petani dengan memasarkan prodak petani hasil tanam, seperti buah Naga, jagung, kelapa muda.

“Nah nanti, setelah ada BLK, keberadaan Pondok Pesantren bisa dimanfaatkan oleh para petani, untuk berhubungan usaha. Selama ini kan ponpes tidak dimanfaatkan. Sedangkan ponpes tempat kumpulnya tokoh ulama dan satri, dan lembaga kepercayaan masyarakat yang tidak bisa di anggap sepele oleh siapa pun,” ujarnya.

Dirinya berharap, setelah nanti di lingkungan Pondok Pesantren menjadi sukses. Lebih jauhnya harus mampu mengexsportir seperti ke luar Negeri seperti Brunai dan negara lain. “Nah bagian ini menjadi tugas pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan, Kementerian Penindustrian dan Kementerian Tenaga Kerja dan terkait lainnya,” tambah ia.

Menurutnya, dengan adanya BLK, selain akan memajukan pondok pesantren juga akan mampu bersaing dengan ekonomi global yang berbekal ilmu. Produk yang dimiliki, katanya, harus berlabel menarik.

Karena, sambung, Soetrisno, produk, kemasan dan lebel akan jadi daya tarik. Ia juga mengharapkan di era persaingan saat ini produk berlabel tidak dilihat karena jelek. “Jangan khawatir, biar prodak dan labelnya menarik, pemerintah akan membantu melalui Kementerian Penindustrian. Namun institusi atau lembaganya harus jelas seperti NU, Muhamadiyah dan lainnya,” pungkas ia. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *