News

Menelusuri Misteri Terowongan Pabeasan-The Big Secret Of Sundanese; Gua Pawon

465
×

Menelusuri Misteri Terowongan Pabeasan-The Big Secret Of Sundanese; Gua Pawon

Sebarkan artikel ini
Menelusuri Misteri Terowongan Pabeasan-The Big Secret Of Sundanese; Gua Pawon
Menelusuri Misteri Terowongan Pabeasan-The Big Secret Of Sundanese; Gua Pawon

BANDUNG BARAT (CM) – Siapa yang belum mengenal Gua Pawon atau sering disebut dengan The Big Secret Of Sundanese. Yup, Gua yang konon ditemukannya kerangka manusia nenek moyang sunda ini memang sangat eksotik nan kaya sejarah.

Jauh sebelum memasuki Gua Pawon, sepanjang jalur memasuki gua ini akan melalui Gunung Pabeasan atau orang-orang menyebutnya tebing Pabeasan. Legenda tentang Pabeasan ini masih terkait erat dengan Gua Pawon dan Gunung Hawu. Dan, ada jalur terowongan eksotik antara Pabeasan dengan Gua Pawon.

Tebing itu, masyarakat setempat menyebutnya gunung Pabeasan, para pendaki atau pemanjat menyebut tebing 125, dan sebagian tentara yang latihan disana menyebut tebing ini Gunung Singgalang. Apapun namanya, tebing ini yang masuk wilayah Kampung Pamucatan Desa Padalarang Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat (KBB) memang super indah.

Sudah cukup lama beredar dari mulut ke mulut, Tebing Pabeasan ini menjadi pavorit bagi pecinta panjat tebing. Selain karena alasan keindahan, di Gunung ini banyak tebing-tebing ekstrim di beberapa titik yang akan menggoda adrenalin pata pemanjat.

Kegagahan Pabeasan ini sudah terlihat mempesona. Iya, sepanjang Jalan Padalarang hingga Rajamandala, pengendara yang lewat sudah sudah disuguhi dengan lukisan gagahnya tebing. Orang-orang yang belum tahu akan mengira, gunung berwarna tanah keemasan ini merupakan tempat penambangan semata.

Dari pinggir jalan yang jaraknya puluhan kiloan kilometer itu, lukisan pegunungan karst sudah menanti. Pemandangan bebatuan terjal yang disekitarnya ada warna hijau dari pepohonan dan beberapa titik kebun teh. Indah dari kejauhan.

Semakin dekat, keindahan semakin nampak. Penikmat alam yang akan menuju ke Gunung yang tingginya sekitar 125 meter ini bisa melalui Kampung Cidadap atau Pamucatan. Sejak gerbang kampung, para [enikmat alam sudah mendapatkan suguhan sungai kecil khas perkampungan, lalu pemandangan berupa sawah, kebun hingga bekas lahan tambang.

Tebing penghubung antara Gunung Pabeasan dengan Gua Pawon ini memang aduhai. Sangat memanjakan mata siapapun yang menapakinya. Maka tak heran, setiap akhir pekan tebing ini selalu padat oleh para penikmatnya.

Terdapat tiga tebing utama yang menjadi tujuan para pemanjat disini, yaitu Tebing Gua Pawon, tebing Pabeasan dan Tebing Masigit. Ketiga tebing tersebut kerapmenjadi incaran bagi pemanjat dari luar negeri. Bukan hanya itu, di tempat tersebut seringkali diadakan event panjat tebing.

Keindahan panorama alam tak selesai sampai di tebing. Disini, ada harta karun yang sangat menakjubkan ternyata. Begini, di Tebing Pabeasan menuju Gua Pawon, terdapat jalan pintas bawah tanah atau terowong. Untuk bisa masuk ke dalam terowongan tersebut, pengunjung harus memanjat tebing Pabeasan terlebih dahulu.

Setelah memanjat tebing, pengunjung akan menelusuri jalan yang kemudian berakhir di Gua Pawon. Itu yang tadi dibahas di atas, Gua yang sampai sekarang masing menyimpan misteri. Gua yang sampai saat ini sepertinya belum terpecahkan oleh para ilmuwan meskipun baru sebatas pseudeusince.

Menurut juru pelihara Tebing Pabeasan Aef Saefullah, keeksotisan tempat ini memang tak akan selesai diceritakan dalam paragraf-paragraf. Istimewanya, tebing panjat Pabeasan dan terowongan menuju Gua Pawon ini hanya dikenal oleh orang-orag tertentu saja.

“Diatas tebing, terdapat gua yang seukuran drum. Jika ditelusuri terowongan tersebut akan tembus ke Gua Pawon. Kebanyakan orang lebih memilih untuk memanjat saja (tidak melalui gua bawah tanah tadi),” ungkapnya kepada CAMEON, belum lama ini.

Mengapa tidak banyak yang melalui jalur itu? Kata dia, untuk mencapai puncak terowongan, pemanjat akan mendapatkan medan yang cukup sulit. Sehingga terowongan tersebut masih belum banyak orang yang mengetahui.

“Medan untuk mencapai puncak tebing memang cukup sulit, setelah memanjat mereka tidak melanjutkan menelusan di atas tebing. Jadi, keberadaan terowongan ini juga tidak banyak yang tahu,” katanya.

Ia menjelaskan, keberadaan terowongan ini sempat di teliti oleh para ahli dari Universitas Padjajaran. Termasuk beberapa peneliti lain yang datang silih berganti dengan ritme waktu yang tidak menentu.

Cerita dia, terowongan penghubung antara Pabeasan dengan Gua Pawon ditemukan pertama kali pada tahun 1978 oleh salah satu warga yang sedang mencari pakan untuk ternak mereka. Nama warga tersebut adalah Aceng. Hingga detik ini belum ada nama untuk terowongan tersebut.

Dari penelussuran yang pernah dilakukan, Aef mengaku dirinya menghabiskan sebanyak lima liter minyak tanah yang berfungsi untuk penerangan obor selama perjalanan di dalam terowongan. “Jarak dari tebing Pabeasaan ke Gua Pawon kira-kira satu kilometer,” ucapnya.

Secara fisik, kata dia, mulut gua memiliki ukuran yang sangat kecil. Namun, di dalamnya pengunjung bisa berjalan secara leluasa alias lega. Terowongan itu memiliki ukuran yang sangat besar didalamnya.

“Di dalam gua terdapat bebatuan yang sama dengan tebing yang ada di Tebing Pabeasaan dan Gua Pawon,” kata dia meyakinkan. Untuk itulah dia meyakini, ada keterkaitan erat antara gua penghubung itu dengan Tebing Pabeasan dan Gua Pawon serta benang merah sejarah yang belum terpecahkan.

“Keberadaan terowongan tersebut disinyalir ada kaitannya dengan fosil manusia yang ada di Gua Pawon. Tapi, hal ini butuh penelian yang lebih lanjut dari para ahli,” tuturnya.

Diakui olehnya, keberadaan terowongan ini memang belum banyak diketahui. Ia berharap, terowongan tersebut bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para petualang ilmu pengetahuan yang sebelumnya tebing tersebut hanya dinikmati para pemanjat dan pecinta alam saja.

Kedepannya perlu dicoba menelusuri terowongan tersebut. Dengan begitu, pengalaman dalam menjamah keindahan alam di Citatah bisa lebih sempurna. Tidak hanya bagi para pecinta alam, keberadaan terowongan menjadi perhatian khusus bagi para ilmuan untuk menelitinya.

“Tidak menutup kemungkinan dari terowongan tersebut akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang sangat besar manfaatnya bagi sejarah peradaban manusia,” pungkasnya. (Syam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *