KOTA CIMAHI (CM) – Dhuar! Ledakan hebat menghentak dipagi buta, sekitar pukul 02.09 WIB. Lalu kemudian, kobaran api bangkit dengan maha gagahnya. Mencapai seratusan meter ketinggian api itu.
Disusul kemudian, ribuan ton kubik sampah mengubur kebun dan lahan pertanian milik warga. Paling menghentak adalah, pemukiman warga di Kampung Cilimus Desa Batujajar Kabupaten Bandung Barat dan di Kampung Pojok Cirendeu Kelurahan Leuwigajah Kota Cimahi.
Itulah peristiwa longsor di tempat pembuangan akhir (TPA) Leuwigajah, 21 Februari, 14 tahun silam yang sangat mengerikan. Kala itu, ratusan rumah beserta 150-an orang terkubur.
Beberapa tahun pasca malapetaka yang menggegerkan Indonesia itu, terbitlah UU Pengelolaan Sampah nomor 8/2008 dan PP No. 18/2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Kemudian, setiap tanggal 21 Februari menjadi peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Kini, Ahad (24/02/2019) pagi di Cimahi belum lupa. Di area car frer day (CFD) Kota itu, ada kegiatan talkshow. Nah, lantas untuk apa acara itu? Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna punya jawabannya.
Dengan mengambil semangat memperingati HPSN pada tahun 2019 ini, pihaknya ingin flash back memory ketika terjadi peristiwa longsor sampah di Leuwigajah tadi, diharapkan bisa memotivasi masyarakat untuk harus lebih sadar akan lingkungan dan harus lebih waspada, juga hati-hati.
“Dalam mewujudkan hal tersebut, kami mendukung dan mengajak masyarakat untuk berupaya agar kota ini menjadi bersih khususnya, agar penggunaan sampah plastik dapat diminimalisir,” ungkap Ajay, dalam acara talkshow.
Usai acara, Ajay menjelaskan detail. Intinya dia ingin seluruh masyarakat sadar akan sampah. Menjaga pola hidup bersih, sehat dan tertib dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Kita sedang mengajak pula dan memberikan arahan kepada para pengusaha yang sering menggunakan kantong kresek agar mereka sadar bahwa hal tersebut mempunyai dampak yang kurang baik terhadap lingkungan,” terangnya.
Orang nomor satu di Cimahi itu menegaskan akan membuat langkah realistis, simpel dan tentunya membawa berkah. Apa itu? “Nanti di Cimahi akan ada zona khusus untuk sampah,” ujarnya.
Zona khusus tersebut adalah kawasan untuk pembatasan penggunaan plastik kepada mini market dan pasar yang ada di Cimahi. “Sebentar lagi aturan itu akan muncul, tidak langsung diterapkan di seluruh pelosok Kota Cimahi, namun bertahap di zona titik-titik tertentu,” jelasnya
Dikatakan, pada akhirnya memang fakta yang berbicara. Agar kesadaran terhadap kepedulian lingkungan itu muncul, sambungnya, kesadaran itu harus dipaksa. Ketika kesadaran muncul mudah-mudahan nantinya akan menjadi budaya pada perilaku di masyarakat.
Cimahi berupaya berkontribusi menjadi salah satu contoh bagi kota-kota lainnya agar semakin giat mengkampanyekan tentang bahaya sampah plastik. Saat ini Cimahi punya Bank Samici (bank sampah induk Cimahi), namun hal ini nyatanya belum menghasilkan “greget” di kalangan masyarakat.
“Kami selalu mengajak masyarakat untuk mengkampanyekan tentang kepedulian terhadap lingkungan, Intinya, Kami bertekad bahwa kota ini insya Allah akan menjadi pelopor dan bersama-sama dengan para stakeholdernya, akan membuat aturan dan regulasi khusus bagi penggunaan kantong plastik,” bebernya.
Ajay mengungkapkan, saat ini Pemkot Cimahi tengah membuat dan menggodog tatanan hukum perihal aturan tegas menyikapi sampah. Agar pelaturan-pelaturan mengenai sampah plastik dibuat dengan segera dan mengikat untuk semua.
“Kota ini bercita-cita menjadi kota yang dikenal karena kebersihannya. Akan dibuktikan dengan akan dibuatnya aturan dan regulasi yang harus dimengerti dan harus diikuti,” pungkasnya
Terpisah, salah seorang aktivis gerakan diet kantong plastik, Rahyang mengatakan, tren pelarangan kantong plastik menjadi populer. Pada tahun 2016 saja, kata dia, sudah ada uji coba tentang penggunaan penggantian kantong plastik. Ia juga berpendapat bahwa gerakan kantong plastik berbayar bisa meminimalisir penggunaan plastik.
“Jadi, gantilah kantong plastik sekali pakai dengan kantong belanja yang bisa dipakai berulang kali,” tambah dia. (Intan)





