TASIKMALAYA (CM)–Sejumlah warga masyarakat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mempertanyakan kualitas beras yang disalurkan melalui Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Tasikmalaya. Masalahnya, dikarenakan merk tidak jelas itulah kualitas dari makanan sumber karbohidrat itu tidak tetap. Kadang baik, kadang juga buruk.
Enah (50), salah seorang warga Desa Padakembang Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya mengeluhkan kondisi ini. Program yang sudah berjalan lebih dari satu tahun lalu dan disalurkan melalui e-warung itu tidak jelas kualitasnya.
“Iya memang hingga kini, saya tidak tau apa jenis beras tersebut,” ungkapnya, saat ditemui CAMEON, Selasa (5/2/2019).
Lebih detail, ibu tua ini menyebut, karung beras yang diterimanya tidak ada tulisan apapun. Kata dia, polos “molompong” tanpa merk.
“Baru dua kali jalan ke tiga (dapat). Tidak ada tulisan apa–apa. Yang ada saat awal dapat beras yang pertama berasnya bagus, tapi yang kedua berasnya kurang begitu bagus dan sedikit agak tercium aroma kurang sedap saat dimasak,” katanya.
Untuk kiriman yang terakhir itu dia sedikit memperlihatkan ekpresi kecewa. Walau bau, kata dia, tetap saja dimasak. “Karena tidak ada lagi (beras), iya saya makan saja,” jelasnya.
Lantas, apakah berat beras yang dia terima sama? Enah menjawab, “kalau dulu mah itu 8 kilo ditambah ½ Kg Telor, tapi kalau sekarang kata warga lain itu hanya 9 kilo beras saja,” tandasnya.
Sementara itu, Nunu selaku Ketua RT setempat mengaku tidak tahu akan jenis beras yang warganya terima. Ia tidak memahami prosedur birokrasi soal BNPT ini.
“Memang saya tidak tau akan hal itu, jika bobotnya mah saya tau,” ujarnya.
Bagaimana soal merk beras? Sebagai Ketua RT dia mengaku tidak tahu pula. “Untuk sosialisasi kejelasan nama jenis beras tersebut itu tidak pernah sampai.
“semoga kedepannya itu ada, pasalnya kasihan warga miskin,” paparnya. (Ade)