BANDUNG BARAT (CM) – WhatsApp, salah satu media komunikasi yang saat ini terbilang paling digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat. Aplikasi media sosial ini, dipandang cukup efektif dan efisien untuk menyebarkan berbagai informasi penting, ternasuk informasi kedinasan.
Pada birokrasi pemerintahan, menyebarkan pengumuman, undangan bahkan memberikan perintah dari atasan ke bawahan melalui WhatsApp, dianggap lumrah. Tidak terkecuali di kalangan tenaga kependidikan, aplikasi tersebut cukup populer sehingga kerap dijadikan media arahan atau bimbingan.
Salah seorang tenaga Pengawas Pendidikan Sekolah Dasar (SD), Endang Wissugadi (53) memiliki ketertarikan terhadap penggunaan aplikasi WhatsApp di kalangan pendidik. Secara khusus pengawas yang bertugas di Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat (KBB) tersebut, mengupas jika aplikasi ini bisa dijadikan sebagai alat pembimbing kegiatan guru.
Menurutnya, dalam melakukan bimbingan, pengawas tidak selalu harus bertatap muka langsung dengan para guru dalam sebuah ruangan. Namun, bisa dilakukan dari jarak berjauhan dengan memanfaatkan aplikasi ini. Melalui pemanfaatan kemajuan Information Technology (IT) atau Teknologi Informasi, bimbingan yang dilakukan pengawas bisa lebih efektif dan efisien.
Endang mengatakan, jarak yang berjauhan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya terkadang menjadi kendala tersendiri bagi pengawas. Kehadiran aplikasi tersebut, bisa mendekatkan jarak dan memudahkan komunikasi antara pengawas dan guru.
“Sekarang WhatsApp sudah banyak digunakan guru. Karena banyak kelebihan dari fiturnya. Bisa kirim file document, video dan lain-lain. Jadi cukup pas kalau media ini dijadikan alat bimbingan guru,” ucapnya, Minggu (01/12/18). Semua pendapat Endang tentang penggunaan aplikasi yang dipandangnya cukup dan efisien tersebut, dituangkan dalam karya ilmiahnya.
Menurut Endang, aplikasi itu sebagai suatu cara praktek terbaik (best practice). Ia sajikan kembali argumentasinya dalam sebuah karya yang dituangkan berbentuk power point. Kemudian dilengkapi dengan video testimoni, merancang konsep poster/banner dan lain-lainnya.
Tahapan lomba meliputi penilaian portofolio, tes tertulis dan penilaian best practice. Kelengkapan persyaratan untuk tingkat provinsi ada 18 item ditunjang dengan menyusun dokumen prestasi siswa, guru, kepala sekolah yang harus dibukktikan 2 tahun terakhir. “Lumayan lama, untuk pengerjaannya. Memakan waktu hampir 2 bulan. Tenaga, materi, pikiran saya pusatkan untuk menulis best practice ini,” terangnya.
Namun perjuangannya tidak sia-sia. Buah pemikirannya tersebut, justru mengantarkan Endang untuk dinobatkan sebagai pengawas berprestasi hingga tingkat nasional.
Awalnya, ia mengikuti Lomba Pengawas (SD) Beprestasi Tingkat KBB, 3-4 April 2018 yang diselenggarakan di Hotel Pesona Bambu Lembang. Hasil penilainya dinyatakan mendapat peringkat ke-1 sebagai Pengawas Sekolah Dasar Beprestasi Tingkat KBB tahun 2018, dan berhak untuk mewakili lomba berikutnya di tingkat Provinsi Jabar.
Untuk menuliskan karyanya, ia dibantu Tim yang terdiri dari Pengawas SD Lukman Nurhakim, Kepala Sekolah SD negeri 1 Cipeundeuy, Operator SD Negeri Cirata dan Operator SDN Ciroyom Hilir. “Alhamdulillah, atas kerja sama tim ini, saya berhasil meraih peringkat ke-3 Pengawas SD Berprestasi di Provinsi Jawa Barat,” terangnya.
Tidak sampai di situ, ia kemudian dipanggil kembali oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan RI untuk mempersentasikan naskah best practice tersebut pada 1-4 Oktober 2018 di Novotel Mangga Dua Square Jakarta Utara. Ia bawa serta berbagai kelengkapan yang telah dimilikinya berupa banner, hardcopy best practice, power Point dan model leaflet best practice.
Dalam ajang kompetisi yang diikuti sejumlah propinsi tersebut, ia menyajikan karya ilmiahnya dengan judul Membimbing Guru Menyusun Analisis Penilaian Pengetahuan Melalui Aplikasi WhatsApp di Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Endang akhirnya berhasil meraih gelar Penyaji Best Practice Terbaik Pengawas SD.dalam kegiatan memperingati Hari Guru Internasional tahun 2018 di Jakarta.
“Sedikit prestasi yang membanggakan ini, tentunya dimulai dengan usaha yang ikhlas dengan motto “Bersyukur dan Berihtiar untuk Mendapatkan yang Terbaik,” tandasnya. (Agus)