KOTA TASIKMALAYA (CM) – Memasuki musim penghujan, pemerintah Kota Tasikmalaya saat ini tengah memperlebar gorong-gorong di sejumlah kawasan. Termasuk di Jalan Merdeka, Kota Tasikmalaya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya luapan air seperti yang sering terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Namun, warga di sekitar Jalan Merdeka, Kota Tasikmalaya, mengaku kesal akan pengerjaan gorong-gorong tersebut. Pasalnya, proyek gorong-gorong di kawasan itu minim pengamanan.
Bagaimana tidak, bagian pinggir jalan yang sudah digali dengan lubang yang cukup dalam, dibiarkan begitu saja tanpa ada pembatas di tepian jalan.
Walhasil, ketika hujan turun, galian gorong-gorong itu pun tertutupi air sehingga tak bisa terlihat. Akhirnya, sejumlah pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat pun terperosok masuk ke dalam gorong-gorong itu.
Seperti yang terjadi pagi tadi. Sejumlah pengendara roda dua yang hendak mengantarkan anaknya ke sekolah terperosok masuk ke dalam gorong-gorong.
“Motor saya sayapnya sampe patah, luka serius sih engga tapi ini sangat membahayakan,” tutur Ade (45) saat ditemui di TKP, Rabu (07/11/2018).
Hal serupa dialami oleh Adeng(49), warga Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya itu juga terperosok masuk ke dalam gorong-gorong lantaran tak terlihat ditutupi air hujan.
“Saya kira itu pinggiran jalan, karena ini kan jam masuk sekolah. Macet. Tadinya saya mau berhenti di sana, tau-taunya jatuh ke dalam sana. Basah,” beber Adeng, menceritakan.
Enung(42), warga sekitar, mengaku kecewa akan pemborong proyek yang terkesan tidak profesional dalam menjalankan pekerjaanya. Bahkan, menurutnya, sudah hampir seminggu proyek gorong-gorong itu tidak dilanjutkan.
Ia berharap, pemerintah dapat lebih selektif dalam melelang pekerjaan pada pemborong-pemborong yang ada.
“Parah banget ini. Yang ngerjainnya ngga profesional sama sekali. Tadi subuh aja saya udah nemuin yang terperosok ke sini,” kata enung kesal.
Melihat kejadian itu, warga sekitar berinisiatif untuk membatasi pinggiran jalan dekat gorong-gorong dengan sebuah tali rapia, bambu, bangku kayu, dan ayakan pasir. (Sep)