KOTA TASIKMALAYA (CM) – Tingginya permintaan Lele di Kota Tasikmalaya membuat kelompok Pembudidaya Ikan Pokdakan Karya Muda tak dapat memenuhi kebutuhan pesanan pengepul. Hal itu di katakana Bendahara Pokdakan Karya Muda, Encep Herdiawan (39) saat ditemui di Kampung Suka Galih Rt 02/12 Kecamatan Cipedes.
“Ya, pasca terjadinya musim kemarau kita tak bisa memenuhi pesanan pengepul, karena ada kesulitan air, jadi pembudidayaannya nggak lancar. Namun, untuk saat ini kebutuhan Lele sudah mulai stabil dan terkendali. Bahkan, sebulan ini panen Lele sudah dilakukan dua kali. Per satu kali panen rata-rata satu kwintal. Per kg Rp.15 ribu diterima oleh pengepul, dijual eceran Rp.22 ribu,” paparnya.
Kemudian, salah satu Pengepul Lele, Sugih Harto, mengungkapkan, permintaan Lele dari waktu ke waktu terus meningkat. Karena, kebutuhan manusia juga semakin bertambah, ditambah banyaknya para pedagang seperti halnya pedagang pecel Lele, restoran dan juga bertambahnya penduduk.
“Untuk kebutuhan saya sendiri, buat disalurkan ke para pedagang 2 kwintal per hari, itu pun tidak memenuhi. Masih kekurangan, ya minimalnya 3 kwintal per hari. Untuk mengisi kekurangan terpaksa harus mencari ke luar daerah seperti Ciamis dan daerah lainnya,” kata Sugih.
Sedangkan, lanjutnya, harga jual Lele sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Dia menyebut, Rp 22.000 per Kg. “Terus terang kalau untuk harga Lele, sangat stabil dari dulu jarang ada kenaikan, kalau pun naik gak terlalu signifikan paling seribu rupiah per kg,” terangnya.
Sementara, untuk mempermudah dan mempelancar budi daya Lele, Penyuluh Perikanan Kecamatan Cipedes, Eva Ravela Nopianti menyatakan akan terus memberikan berbagai pembinaan, mulai tata cara pemeliharaan takaran air, pakan, obat dan lainnya.
Tak hanya itu, juga efesiensi tempat pembudidayaan menjadi salah satu bagian daripada ladang pembinaan. “Jadi budi daya Lele tak harus membutuhkan kolam besar, tetapi dapat memanfaafkan lahan pakarangan yang ada,” pungkas Eva. (Edi Mulyana)