TASIKMALAYA (CM) – Jumlah Stunting di Kabupaten Tasikmalaya saat ini masih tergolong cukup tinggi. Angkanya berkisar di 41,47%, itu berdasarkan data 2013.
Menurut Kabid. Sosial dan Pemerintahan (Sospem) Bappeda Kab. Tasikmalaya, Hendra, guna menekan angka tersebut harus diadakan intervensi yang digalakkan dari tingkat bawah mulai masyarakat, dusun, desa, kecamatan hingga tingkat kabupaten.
Langkahnya, kata dia, diawali dengan updating data untuk bayi yang baru lahir mengingat jumlahnya terus bertambah. Kemudian berlanjut ke pemilahan untuk mengatahui penyebab dan permasalahan yang berkaitan dengan stunting.
“Artinya, penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh satu sektor, melainkan oleh semuanya yang harus bergerak sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing ,” jelasnya di sela acara sosialisasi stunting di Aula Wiradadaha Bappeda Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (04/10/2018).
Dia menyebut upaya yang akan dilakukan, yakni menyamakan dulu pengertian tentang stunting, baru ke pengolahan data di tiap wilayah mengenai perlakuan pada saat remaja, sewaktu hamil dan pasca hamil.
“Karena, stunting ini akan terlihat pada balita saat usia dua tahun. Menurut informasi jika bayi lahir ukurannya minimal 46 cm, itu normal. Dan pada saat itulah para bidan desa harus melaksanakan sosialisasi tentang stunting,” tandasnya. (Sep)
