News

Manasik Haji Usia Dini Tak Sekedar Prosesi

381
×

Manasik Haji Usia Dini Tak Sekedar Prosesi

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA, (CM) – Kegiatan rutin manasik haji bagi anak usia dini tak sekedar prosesi. Apalagi disebut main-main tak bermakna. Jauh dari itu. Manasik haji bagi murid taman kanak-kanak (TK) adalah momen peletakan pondasi aqidah keislaman. Disanalah semangat penyempurnaan rukun Islam terpateri dalam sanu bari setiap insan.

Demikian dibeberkan Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kota Tasikmalaya Dede Sapariah. Bahwasannya kegiatan tersebut, merupakan upaya ikhtiar para guru TK menanamkan nilai. “Agar mereka punya pengalaman keagamaan, tentang bagaimana pelaksanaan ibadah haji. Supaya kelak akan timbul keinginan untuk melakukanya dimasa depan,” ungkap Dede, saat ditemui disela kegiatan manasik haji, di lapangan Dadaha Kota Tasikmalaya, Rabu (03/10/2018).

Kegiatan peragaan manasik haji yang dilakukan oleh ribuan siswa TK se-Kota Tasikmalaya ini terlihat meriah. Sedikitnya 3.500 siswa dari 90 TK di Kota Tasikmalaya antusias mengikuti acara dari awal sampai akhir. Dede menjelaskan, para siswa setelah mengikuti kegiatan ini akan mendapatkan pengalaman keagamaan, bagaimana pelaksanaan ibadah haji yanh merupakan impian setiap muslim.

Disamping itu, kata Dede, kegiatan manasik ini merupakan salah satu bentuk praktik dari pelajaran teori keagamaan yang biasa dilaksanakan di kelas. Sehingga para siswa bisa meradakan betul bagaimana berkumpul bersama banyak orang. “Anak-anak akan tahu tentang makna dari setiap rukun haji yang dilakukan selama peragaan. Mereka melakukan peragaan persis seperti ibadah haji sungguhan,” ujarnya.

Ia membeberkan, kegiatan manasik ini sungguh menyentuh. Dimana para siswa setelah berkumpul di Arafah untuk melaksanakan wukuf, para peserta langsung diarahkan ke Muzdalifah. “Bedanya, jika dalam implementasi nyata pelaksanaan di Muzdalifah menginap, dalam kegiatan ini peserta hanya singgah untuk sementara waktu. Kemudian kembali melanjutkan perjalanan melalui terowongan mina dan melemparkan jumroh kemudian tawaf,” jelasnya.

Ditempat sama, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan hal senada. Katanya, kegiatan tersebut berbanding lurus dengan membangun akhlak anak-anak sesuai dengan visi misi Kota Tasikmalaya yang religius dan islami. “Kegiatan praktik-praktik keamaan harus lebih ditekankan dan harus di implementasikan oleh masing-masing siswa dalam kehidupan sehari-hari,” imbuh Budi.

Menumbuhkan karakter melalui praktik ibadah mahdoh ini memang tepat sasaran. Misalnya anak belajar wudhu dan praktek sholat. “Apapun kegiatannya, termasuk belajar mengaji dan memahami rukun Islam. Itu sangat penting diajarkan pada anak sedini mungkin,” tandasnya. (Sep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *