News

BI Updating Kondisi Perkembangan Perekonomian Indonesia Terkini

268
×

BI Updating Kondisi Perkembangan Perekonomian Indonesia Terkini

Sebarkan artikel ini

PANGANDARAN (CM) – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Tasikmalaya updeting kondisi global pertumbuhan perekonomian. Diperkirakan perekonomian Indonesia saat ini semakin membaik, meskipun disaat bersamaan sedang mengalami proses penyesuaian likuiditas global.

Hal itu dibenarkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Heru Saptaji, bahwa pertumbuhan perekonomian global sekarang ini diperkirakan mencapai 3,9% lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang hanya 3,8%.

“Kami melihat prospek pemulihan ekonomi global yang membaik saat ini, tentu akan meningkatkan volume perdagangan dunia yang berdampak pada menguatnya harga komoditas. Salah satunya minyak,” terang Heru, usai sharing discussion dengan sejumlah wartawan mitra KPwBI Tasikmalaya di Aula salah satu hotel, di Pantai Pangandaran, Rabu (06/06/2018).

Dia berkata, pada triwulan 1 pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat karena didukung oleh permintaan domestik. Pertumbuhan POB triwulan 1 tercatat 5,06%, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya 5,01%.

“Dan itu ditopang oleh investasi yang naik dan konsumsi swasta yang tetap kuat. Saat ini investasi tumbuh tinggi 7,95% meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya 7,27%. Tentu ini merupakan capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir yang didorong oleh belanja penyelenggaraan Pilkada, dan permintaan domestik. Selain itu didorong oleh pertumbuhan impor berupa modal barang bahan baku,” paparnya.

Menurutnya, ekspor tetap tumbuh meskipun melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya. Sedangkan perbaikan ekonomi terjadi salah satunya di wilayah Jawa, Bali, Maluku dan Papua. Ke depan, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2018 ini, tetap berada pada kisaran 5,1-5,5%.

“Defisit transaksi triwulan 1 tercatat 5,5 miliar dolar AS 2,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan 1 lebih rendah pada defisit sebelumnya yang mencapai 6,0 milyar dolar AS (2,3%  dari PDB). Penurunan defisit terus berjalan dipengaruhi defisit neraca jasa dan peningkatan surplus di tengah tingginya pasar keuangan global,” ujarnya.

“Surplus transaksi modal finansial triwulan 1 2018 tercatat 1,9 milyar dolar AS ditopang oleh aliran masuk investasi langsung yang masih cukup tinggi, mencerminkan tetap positifnya presepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia pada April 2018. Neraca pandangan mengalami defisit 1,63 miliar dolar AS dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor pembayaran hutang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan Internasional sekitar 3 bulan imfor,” sambung Heru.

Sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik, lanjut dia, defisit transaksi 2018 diperkirakan berada di angka 2,0-2,5% dari PDB tetap terkendali dengan batas aman tidak melebihi 3,0% dari PDB tetap terkendali dengan batas aman tidak melebihi 3,0% dari PDB.

Namun, menurutnya, ke depan resiko perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara lain, kenaikan FFR dan imbal hasil surat hutang AS, kenaikan harga minyak, ketegangan hubungan dengan AS, Tiongkok, serta isu politik terkait pembatalan kesepakatan nuklir antara AS dan Iran. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *