News

Manfaatkan Lahan Umum, Warga Situ Beet Tanam Labu Si Madu

613
×

Manfaatkan Lahan Umum, Warga Situ Beet Tanam Labu Si Madu

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Kelompok Tani Sangkan Hurip  dan Warga Kampung Situ Beet RT 04/RW 08 Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, manfaatkan lahan pakarangan dan fasilitas umum sempadan irigasi dijadikan lahan bercocok tanam. Benih yang ditanam yakni bibit Labu Si Madu.

Sekertaris Kelompok Tani Sangkan Hurip, H. Engkus Kusumah, menerangkan, jumlah bibit labu yang ditaman kali ini sebanyak 1200. Bibit tersebut ditanam dengan cara memanfaatkan lahan pakarangan rumah milik warga. “Selain di pekarangan, juga di sempadan saluran irigasi yang mengairi pasawahan dan juga membuat lorong labu. Panjangnya sekitar 100 meter disertai pernak-pernik lampu dan bunga matahari. Jadi, jika dilihat malam hari akan indah seperti di terowongan,” papar Engkus, Selasa (22/o5/2018).

Engkus menjelaskan, proses penanaman hingga panen jenis labu tersebut tidak sulit, hanya menggunakan nutrisi pupuk organik yang telah dicampur dedak gabah besar (Huut, istilah sunda) yang sudah dibakar, hingga dipanen tidak membutuhkan waktu yang lama, yaitu hanya 80 hari dengan hasil bobot/buah kurang lebih 3 kg, dan harga jualnya Rp 20 ribu per kg.

Pihanya berencana akan terus mengembangkan labu si madu, untuk dijadikan miniature wahana wisata Kampung Situ Beet disamping miniatur berbagai bentuk anyaman. Dia menmyebut, penyaluran pemasaran labu jenis labu ini tak sulit karena banyak yang memerlukan, termasuk supermarket terbesar di Kota Tasikmalaya.

“Namun untuk supearmarket tak bisa kami penuhi permintaannya mengingat proses pembayarannya memakan waktu cukup lama. Meski tidak masuk supermarket, peminat labu ini berdatangan dari berbagai daerah mulai Ciamis, Banjar dan daerah  lainnya. Ke depan, labu si madu tidak hanya akan di distribusikan ke luar daerah. Tapi yang paling utama akan diproduksi oleh Kelompok Tani Wanita (KWT) untuk dijadikan beraneka kueh seperti bolu dan lainnya,” harap Engkus.

Sementyara, salah seorang warga, Dedi, menginginkan, Situ Beet menjadi lumbung penghasilan ekonomi masyarakat yang bersumbaer dari cocok tanam labu si madu. “Realisasinya tentu harus mendapatkan dukungan dan perhatian dari semua pihak, baik pengusaha, pemerintah dan juga masyarakat. Keterlibatan pengusaha tentu sangat diharapkan untuk mensukseskan wahana wisata labu si madu yang nantinya bisa menyambung dengan wisata pohon buah naga milik Ko Akiong,” sebut Dedi, seraya berkata perlu adanya reklamasi di lahan perbatasan tanah milik pengusaha tersebut supaya rata atau sejajar dengan TPU milik warga Situ Beet. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *