CIAMIS (CM) – P2TP2A Provinsi Jawa Barat mengungkapkan selama kurun waktu 8 tahun, di Jabar telah terjadi sebanyak 2553 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Baik berupa human trafficking maupun KDRT dan juga kekerasan seksual pada anak.
Hal tersebut seperti yang dikatakan Ketua P2TP2A Jabar, Hj Netty Prasetyani kepada media usai memberikan penyuluhan terhadap siswa salah satu SMA di Ciamis, Selasa (08/05/2018).
“Menurut catatan yang ada di P2TP2A, di Jawa Barat 8 tahun terakhir kasusnya mencapai 2.553 kasus. Dalam satu tahun terakhir ini ada perubahan signifikan yang perlu perhatian kita, yakni kasus KDRT termasuk kekerasan seksual terhadap anak dan sodomi,” ungkapnya.
Menurutnya, kekerasan seksual terhadap anak yang tercatat di P2TP2A daerah yang paling rawan yakni di Bandung Raya.
“Kalau berdasarkan data di kami, Bandung Raya paling rawan, terlebih yang kemarin viral vidio porno anak sama tante-tante, belum lagi kasus sodomi terhadap anak yang anusnya di lubangi pensil gambar. Itu menurut data kami. Tapi bisa di cek lagi ke setiap dearah – daerah yang lain,” tambahnya.
Ia menuturkan, hal tersebut terjadi bukan hanya pengaruh dari lingkungan saja, peran keluarga dan sekolah juga sangat menentukan.
“Untuk itu, kami terus melakukan roadshow ke sekolah-sekolah untuk menciptakan sekolah ramah anak. Dan alhamdulillah anak-anak sekolah banyak yang respon positive, bahkan banyak yang proaktif menanyakan masalah-masalah tersebut. Walau kita akui konsep sekolah ramah anak sudah ada sejak dulu,” ujarnya.
Ia berharap kasus-kasus yang terjadi menjadi perhatian banyak kalangan, sehingga bisa berkurang. (Sopyan)