News

Debat Pilkada KBB, Elin: Saya Duduk Bukan Sebagai Incumbent

144
×

Debat Pilkada KBB, Elin: Saya Duduk Bukan Sebagai Incumbent

Sebarkan artikel ini
Debat Pilkada KBB, Elin: Saya Duduk Bukan Sebagai Incumbent

BANDUNG BARAT (CM) – Debat Pilkada Kabupaten Bandung Barat (KBB) tahap pertama berlangsung lancar, di Masonepine Hotel Kota Baru Parahyangan, Rabu (11/4/2018). Acara yang dipandu oleh Yulfitri Nesha ini ditutup dengan deklarasi damai dari ketiga pasangan, untuk siap menang dan siap kalah.

Jalannya debat sempat sedikit hangat saat sesi tanya jawab antara masing-masing pasangan calon (Paslon). Saat sesi ini dimulai, Paslon dari nomor urut 3 yang diwakili Calon Bupati (Cabup) Aa Umbara mendapatkan kesempatan pertama bertanya kepada Paslon nomor urut 1 yang diwakili oleh Cabup Elin Suharliah Abubakar.

“Selama saya kampanye, banyak yang bertanya. Apa yang tersulit bagi masyarakat. Masalah KTP paling sulit, ada yang habis sampe Rp 500 ribu,” kata Aa, memulai.

Mantan Ketua DPRD KBB ini lantas menanyakan perihal program dan langkah apa yang akan dilakukan oleh Paslon nomor 1 ini.

Sebelum menyampaikan jawaban secara gamblang, sempat ada salah teknis mengenai waktu. Beberapa kali, moderator Yulfitri mengingatkan kepada Cabup dari nomor satu untuk mengulang jawabannya. “Kita tahan. Mohon ulangi,” katanya.

Elin yang memakai pakaian serba merah ini kemudian menjawab pertanyaan Aa dengan memaparkan fakta, bahwa permasalahan KTP adalah masalah nasional.

“Pembuatan KTP ketergantungan dengan pemerintah pusat,” jawab Elin.

Apabila terpilih, pihaknya pun akan membenahi manajemen di kantor Disdukcapil. “Hilangkan calo KTP. (Masyarakat, red) Datang sendiri (mengurus KTP) ke kantor Disdukcapil,” ujarnya.

Aa kemudian menyanggah. Ia menyindir pemerintahan daerah KBB saat ini yang membiarkan calo KTP berkeliaran. Seperti diketahui, saat ini KBB masih dipimpin oleh Bupati Abubakar.

“Kebanyakan sampai hari ini calo banyak. Ini Sudah beberapa tahun terjadi. Kenapa pemerintah tidak mengantiaipaso? Percaloan. Pemerintahan sekarang harus membereskan dulu. Yang dipertanyakan adalah pemerintahan sekarang?” cecar Aa.

Adalam waktu 30 detik, Elin kemudian menjawab pernyataan Aa ini. Ia menegaskan bahwa dirinya berdiri sebagai kandidat Calon Bupati bukan sebagai petahana alias incumbent.

“Saya duduk bukan sebagai incumbent. Saya sebagai calon bupati. Saya akan benahi. Mulai administrasi hingga manajemen,” tegasnya.

Aa tidak mau kalah. Ia lalu menyampaikan sanggahan yang biasa disampaikan Paslon nomor 1, yakni akan melanjutkan Cermat yang merupakan visi dan misi Bupati Abubakar 2 periode.

“Membawa jargon lanjutkan. Makanya saya tanya harusnya pemerintah sekarang. Jika ibu belum merasakan menjadi bupati. Dimana-mana lanjutkan. Melanjutkan yang pernah menjadi pejabat,” kata Aa.

Sayangnya, sanggahan dari Aa ini tidak dapat dijawab oleh Elin lantaran sesi tanya jawab kepada Paslon nomor urut 1 sudah selesai. Selanjutnya, Paslon nomor urut 3 harus menyampaikan pertanyaan kepada Paslon nomor urut 2, yakni pasangan Doddy dan Pupu.

Adapun pertanyaan Aa kepada Doddy adalah terkait salah satu program yang diusung oleh Paslon nomor 2, yakni sertfikat gratis.

“Pak Doddy programnya, akan ada sertifikasi gratis? Mau dibayar darimana? Apakah dari APBD? (Atau dari) duit akang? Duit darimana bayarnya?” tanya Aa dengan penuh percaya diri.

Kang Doddy memakai kopiah dan jas putih, kompak dengan wakilnya Pupu Sari Rohayati ini kemudian menjawab dengan tegas. Kata Doddy, program sertifikat ini sebenarnya sudah gratis dan ini adalah program dari pemerintah pusat. “Sertifikat sudah gratis. Dibiayai negara,” ujarnya.

Lantas, mengapa masih ada terkesan pungli dan susah? Mantan Dirjen Agraria ini kemudian menyampaikan programnya, yakni jika terpilih menjadi Bupati akan menyiapkan regulasi yang akan memangkas percaloan.

“Saya siapkan Rp 150 ribu untuk satu sertifikat. Tdk akan ada lagi pungutan sana sini. Disini ada Pak Kapolres, ada saber Pungli. Nanti Kades aman, RT aman. Kita bayar Rp 150 rb persertifkat. Ini sesuai peraturan dan tidak asal-asalan. Kita siapkann agar tidak kena saber pungli. Ada aturannya. Ada 3 menteri yang mempersilahkan (membayar) Rp 150 ribu,” bebernya.

Aa yang memakai jacket kasual warna hitam dengan dalaman putih tidak mau kalah.”Tetapi barangkali yang dijanjikan akang (Doddy) kepada masyarakat belum. Masyarakat blm keluar sertifikat? Saya nanya ke masyarakat, yang dijanjikan sekian. Tidak ada,” katanya.

Doddy lalu menjawab sambil tersenyum penuh kemenangan. “Kalo saya jadi bupati. Kalo sekarang saya belum jadi bupati, mana bisa pake APBD. Itu keliru,” ujarnya seraya menyebut, meskipun dirinya belum jadi bupati namun telah menyiapkan ribuan bidang tanah mendapatkan program sertifikar gratis ini. (Ginan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *