BANDUNG BARAT (CM) – Buku adalah jendela dunia, dengan membaca buku tentunya kita dapat mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui. Buku adalah sarana pengembangan ilmu pengetahuan . Belum adanya minat baca yang baik di kalangan generasi muda khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, tentunya menjadi hal yang cukup memprihatinkan. Jika dibandingkan Negara maju, tentu saja minat baca masyarakat Indonesia masih kurang dan hal inilah yang harus diperbaiki.
Melihat fenomena ini, Kabupaten Bandung Barat yang juga termasuk “Kabupaten muda” merasa bahwa harus ada gebrakan dan sosialisasi kepada masyarakat agar minat baca di kalangan warga KBB menjadi unggul. Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten baru, diresmikan pada 2 Januari 2007. Pemekaran dari Kabupaten Bandung, berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang di sebelah barat dan utara, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi di sebelah timur, serta Kabupaten Cianjur di sebelah barat dan timur.
Adanya perpustakaan desa saat ini, tentunya menjadi “oase” atau angin segar sebagai sarana edukasi dan sosialisasi kepada khalayak masyarakat. “Kita sudah punya Perda (Peraturan Daerah) tentang perpustakaan, kita bisa membantu kepada desa langsung, kepada taman baca masyarakat (TBM) juga. Kami berperan aktif, ada payung hukumnya. Dan kami berperan pula sebagai pembina,” tutur Syarif Rustadi, selaku Kasi Pengolahan dan Pengadaan Bahan Pustaka Dinas Kearsipan dan Perpustakaan KBB, Senin (09/04/2018).
Syarif Rustandi menambahkan, bahwa tidak hanya Perpusdes (Perpustakaan Desa) saja yang dinaungi oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, ada juga Taman Baca Masyarakat (TBM), Perpustakaan Masjid, dan Komunitas Membaca. Salah satu tujuannya adalah menumbuhkan semangat membaca di kalangan masyarakat. Saat ini, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan KBB menjalin kerjasama pula dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Saat ini memang belum seluruh desa di KBB mempunyai perpustakaan. Dari 165 titik, baru 126 desa yang sudah terpenuhi. Dan untuk fasilitator perpustakaan desa (Perpusdes) sudah ada 10 fasilitator untuk 16 kecamatan.
Sedangkan menurut Diawati (42) selaku wakil ketua Perpustakaan Desa (Perpusdes) Desa Cihanjuang, Desa Cihanjuang memiliki sekitar 960 buku yang sudah tersedia. Ada buku keagamaan, sejarah, buku cerita, dan buku pelajaran. Untuk saat ini ada 12 orang kepengurusan. Ia berharap agar buku yang tersedia di Perpusdes dapat meningkat dan semakin banyak aerta adanya ketersediaan untuk kartu keanggotaan.
“Kalau saya, ingin buku-buku yang ada di Perpusdes Cihanjuang semakin banyak dan beragam jenisnya. Lalu saya juga berharap di Perpusdes sini lebih baik fasilitasnya,” ungkap Yayat (41) selaku pengurus Perpusdes Cihanjuang.
Hal yang sama juga diungkapkan Entin (43) warga desa Cihanjuang yang juga pengurus Perpusdes. Dirinya berharap ingin mendapat fasilitas yang lebih baik lagi dan mendapat pelatihan serta pembinaan untuk kepengurusan Perpusdes.
Harapan yang sama juga diungkapkan Enden, selaku pengelola Perpusdes yang berada di desa Cigugur. Dirinya berharap pengadaan buku yang ada di Perpusdes ke depannya lebih lengkap lagi. Selain itu dirinya juga berharap adanya kehadiran penggiat, karena masyarakat kurang peduli dengan perpustakaan, jadinya melempem. Untuk menumbuhkan minat baca masyarakat pastinya membutuhkan strategi, karena susah menarik minat baca masyarakat. Dirinya juga berharap adanya kejelasan tentang BOP untuk pengelolanya, dan ada peningkatan infrastruktur sarana prasaran Perpusdes.
Untuk mencapai visi dan misi yang diharapkan memang tidak mudah, karena harus ada step by step (tahapan) pengembangan Perpusdes. Diharapkan, kedepannya seluruh desa di Kabupaten Bandung Barat memiliki Perpusdes. Tidak hanya itu, adanya kehadiran Taman Baca Masyarakat (TBM) pun diharapkan dapat menjadi gebrakan sarana edukasi dan sosialisasi agar minat baca di kalangan masyarakat semakin meningkat. Memang tidak mudah, tapi tidak sulit jika kita bisa bekerja sama dan saling bahu membahu untuk kemajuan daerah yang kita cintai. Optimis adalah salah satu kunci yang utama. (Ramadani Intan)