KOTA TASIKMALAYA (CM) – Pimpinan Daerah Hima Persis Tasikmalaya Raya melakukan diskusi pra Musyda 6 di Cafe Kabeuki, Sirnagalih, Kota Tasikmalaya, pada hari Minggu (8/4). Kegiatan tersebut selain dihadiri oleh para tasykil (struktur) Pimpinan Daerah Hima Persis Tasikmalaya Raya, juga dihadiri oleh perwakilan alumni Hima Persis Tasikmalaya Raya.
Dalam diskusi tersebut, mereka mengkaji peta strategis gerakan mahasiswa di Tasikmalaya untuk memantapkan gerakan Hima Persis yang consern menciptakan kader intelektual, memiliki kepekaan sosial tinggi dan sanggup memimpin perubahan demi terwujudnya iklim politik Tasikmalaya yang sesuai dengan gelar kota santri.
Perumusan tersebut juga memetakan arah gerak Hima Persis pra Musyda yang akan digelar dalam waktu dekat ini. Menurut Nanang Indrawan selaku ketua PD. Hima Persis Tasikmalaya, agenda Musyda 6 Hima Persis bukan sekedar ritual rutin pergantian ketua. Menurutnya, Musyda adalah sebuah hajat akbar untuk mengevaluasi kinerja pengabdian para pimpinan yang degannya secara bersama-sama menemukan suatu paradigma gerakan lebih akseleratif di periode selanjutnya.
Sementara salahsatu allumni Hima Persis sekaligus aktivis sosial Tasikmalaya, Farid Abdul Hakim, menyampaikan, gerakan Hima Persis Tasikmalaya raya harus memperhatikan ketersambungan gagasan dan gerakan dengan periode-periode sebelumnya.
“Hakikat Musyda adalah pewarisan nilai perjuangan yang mengantar dari suatu wujud gerakan menuju wujud baru yang lebih sempurna.” Ujar Farid.
Selain itu, diskusi juga berkonsentrasi untuk menciptakan karya intelektual sebagai implementasi dari poin pertama trilogi gerakan Hima Persis, yakni pembangunan intelektualisme.
Dalam upaya tersebut, bidang kajian Ilmiah Hima Persis Tasikmalaya raya, Rijal Jirananda menyatakan siap meluncurkan buah karya intelektualisme tersebut dalam bentuk buku pedoman gerakan.
Rijal menilai, mahasiswa sudah seharusnya memproduksi karya formal di samping gagasan-gagasan liar yang selama ini lebih kepada opini bebas.
“Dan karya intelektual ini kami persembahkan sebagai wujud keseriusan Hima Persis dalam upaya menciptakan perubahan yang panjang.” Papar Rijal.
Adapun kaitan tahun-tahun politik, Andri Nurkamal, allumni Hima Persis Tasikmalaya yang juga diamanahi kabid politik hukum di Pimpinan Pusat Hima Persis, membekali kader Hima Persis untuk juga terlibat secara aktif dalam pemberdayaan sosial dan berperan secara dinamis dalam perubahan iklim politik ke arah yang lebih baik.
Oleh karenanya, menurut Andri, grand desain Hima Persis di Musyda 6 harus memadukan antara penguatan basis intelektual dan perwatan relasi politik yang idealis namun terukur.
Dengan keduanya, Dia yakin Hima Persis akan mampu memerankan Fungsi keintelektualan dan sekaligus penyambung Nurani rakyat untuk sampai suara batinnya ke pemerintahan.
“Dalam hal ini, Hima Persis terkategorikan gerakan Mahasiswa yang berpegang pada prinsip Negarawan Reformis. Itulah yang dibutuhkan Hima Persis saat ini dan di kemudian hari.” Tegas Andri.
Menurut rencana, para Mahasiswa yang gencar menolak Syi’ah ini akan melangsungkan Musyda 6 di gedung DPRD Kota Tasikmalaya di tiga minggu ke depan. (Z3)