CAKRAWALAMEDIA.CO.ID – Siapa yang menabur benih maka bersiaplah untuk memanen hasil, itulah peribasa yang cocok untuk Sukmawati Sukarno yang belakangan ini menjadi trending topic di berbagai media. Karena ulahnya itu, umat Islam di Indonesia menjadi geram.
Betapa tidak puisinya yang dia buat saat peluncuran sebuah fashion show harus berujung petaka. Dan kali ini seorang jurnalis muslimah dan ustad Felix Siauw menghadiahi puisi balasan bagi anak sang proklamator ini.
Berikut puisi balasan untuk Sukmawati Soekarno.
✍✍✍
IBU INDONESIA SEJATI
Oleh Asri Supatmiati
Jurnalis
Masa kecilku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu konde setiap Kartinian
Terpaksa kukenakan ketika karnaval
Mengundang senyum penonton sepanjang jalan
Juga jepretan fotografer amatiran
Tambah usia aku belajar Islam
Konde tak pernah lagi kukenakan
Yang kutahu hanyalah khimar
Gerainya menutupi rambutku yang suci
Sesuci niat mematuhi perintah Ilahi
Lihatlah muslimah Indonesia
Penglihatanmu akan semakin terpesona
Supaya kau ingat perintah-Nya
Inilah penampilan ibu bertakwa
Di bumi Allah yang penuh berkah
Kecantikan asli wanita yang terjaga
Tak pandang suku dan bangsa
Tetap cantik, berbudi, kreatif dan sehat
Berakhlak, mulia, dan bermartabat
Terjaga dari pandangan hina
Sejak aku paham syariat Islam
Kumatikan kidung-kidung tanpa makna
Kugantikan syahdu lantunan Alquran
Kurindukan merdu suara azan
Memanggil sujud merendahkan kepongahan
Menyadari hidup hamba yang fana
Membasahi bibir dengan doa-doa
Lelehan demi lelehan air mata sesal
Menggores ampunan mengetuk keridhoan
Menenun harapan ke jalan surga
Tanggalkan pandangan usangmu
Tentang ibu kelam di masa lalu
Supaya kau dapat pencerahan
Tentang ibu masa kini dan masa depan
Ibu sejati yang mulia dalam pelukan syariat .
Kamu Tak Tahu Syariat
Felix Siauw Official
Kalau engkau tak tahu syariat Islam,
Seharusnya engkau belajar bukan berpuisi,
harusnya bertanya bukan malah merangkai kata tanpa arti
Bila engkau mau mengkaji,
Engkau akan memahami bahwa hijab itu bukan hanya pembungkus wujud, tapi bagian ketaatan,
Sebagaimana saat engkau ruku dan sujud
Engkau juga akan mengerti, bahwa membandingkan konde dan cadar itu perkara menggelikan,
Sebab yang satu ingin terjaga, yang lain malah mengumbar
Kalau engkau tak tahu syariat Islam,
Hal paling pintar yang engkau lakukan adalah diam.
Sebab bicara tanpa ilmu itu menyesatkan,
Berjalan tanpa pelita di gelap malam
Pastinya juga engkau tak tahu
Bahwa negeri ini dibangkitkan darah perlawanannya oleh kalimat takbir,
Yang enam kali dilantangkan dalam azan yang engkau tuduh tak lebih merdu dibanding kidung ibu
Tanpa Islam tak ada artinya Indonesia,
Maka dimulakan negeri ini dengan “Atas berkat rahmat Allah”.
Islam adalah ruh Indonesia, nyawa Indonesia
Takkan berdaya wanita Indonesia tanpa Islam,
Yang telah menuntun mereka dari gelapnya penjajahan menuju cahaya kemerdekaan.
Dari sekeder pelengkap jadi tiang peradaban
Dan kini aku menggugat dirimu,
Mempertanyakan dirimu,
siapa kamu sebenarnya?
Mengapa cadar dan azan begitu mengganggu dirimu, membuat engkau resah?
Yang kutahu, hanya penjajah yang begitu
Tak paham konde, tak mampu berkidung, tak jadi masalah.
Tapi tak tahu syariat mana bisa taat?
Tak Indonesia tetap bisa menghuni surga,
Tak Islam maka tak ada lagi penolong di satu masa yang tak ada keraguan di dalamnya
Kalau engkau tak tahu syariat. Mari sini ikut melingkar dan merapat.
Akan aku sampaikan biar engkau pahami, bagi mereka yang beriman,
Tak ada yang lebih penting dari Allah dan Rasul-Nya
(Zz**)