TASIKMALAYA (CM) – Menyikapi berbagai fenomena yang terjadi saat ini, dari mulai penyerangan ODGJ (orang dengan ganguan jiwa) terhadap para ustad dan sejumlah fasilitas ibadah, hingga beredarnya aksi sejumlah jemaah umroh yang dinilai tidak memperhatikan kaidah-kaidah ibadah yang sesungguhnya.
Pengasuh pondok pesantren dan pengelola yayasan pendidikan IT Qashrul Muhajrin, Badak Paeh, Singaparna, KH. Zamzam Imadudin LC. Msi, mengatakan, sejatinya umat islam harus lebih hati-hati dalam setiap langkah, terutama dalam menjalankan praktek ibadah ritual, seperti sholat puasa dan ibadah haji.
Ditemui di rumahnya, kiyai muda Lulusan Universitas Al Iman Sana’a di Yaman dan di Ummul Quro Madinah, dengan mengambil jurusan alkitabi wassunah dan pendidikan bahasa arab ini menegaskan bahwa umat islam sekali lagi harus memiliki basic ilmu agama.
“Semuanya harus memiliki dasar ilmu yang kuat, ya kalau tidak pernah diajarkan oleh rasulullah, ya jangan dilakukan nanti akan menjadi bid’ah dan saya khawatir amalannya akan tertolak, ” ujarnya.
Ustad Zamzam melihat sedikitnya ada 4 faktor jika umat islam menjalankan ibadahnya kepada Allah SWT yakni .
- Tidak Boleh mengabaikan yang Ma’tsur yang diajarkan oleh Rasululloh SAW
- Ibadah tidak Boleh Seenaknya harus ada panduan hukum fiqhnya.
- Jangan membuat kegaduhan yang berpotensi akan kemudhorotan ibadah itu sendiri.
- Sesuai apa yang di anjurkan Rasulullah “Ambillah manasik seperti yang kulakukan”
“Dan ini semua disepakati dari mulai zaman Kekhalifahan hingga tabiit tabiin. Konsep ibadahnya merujuk seperti ibadah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, Jadi jika ada orang yang mencoba menjelaskan bahwa hal yg dilakukan misalnya membaca syair dll ada hadits dalilnya, maka yang pantas melakukan itu tentu para sahabat hingga tabiin yang jalur ilmunya lebih dekat ke Rasulullah tapi mereka tidak melakukannya,” terangnya.
Bahkan dengan fenomena rukun umroh yang terkesan dimain-mainkan ini, dirinya khawatir jika pemerintah arab saudi akan memberikan skorsing atau penghentian sementara jemaah haji dan umroh dari Indonesia yang dinilai tidak sesuai ajaran syariat agama islam.
“Bukan tidak mungkin itu bisa terjadi kepada Indonesia, sama halnya yang pernah disangsikan kepada negara Iran. Jika Pemerintah Indonesia tidak segera melakukan permintaan maaf kepada pemerintah Arab Saudi,” imbuhnya.
Sementara menyikapi kasus teror yang melanda sejumlah ustad dan mesjid dengan kedatanagan orang-orang yang diindikasikan Gila, Ayah tiga anak ini hanya berpesan bahwa persatuan umat adalah hal yang sangat besar dalam melawan kezhaliman ini.
“Terlepas hoax atau tidaknya, sejatinya sebagai umat islam sudah kewajiban melindungi para ulama dan asatid dari rongrongan dan ancaman orang-orang yang ingin merusak citra islam dan bisa jadi meruntuhkan agama islam dengan metode orang gila tadi, kita harus waspada dan umat tetap harus bersatu jangan tercerai-berai karena mereka paling suka jika umat sudah terbelah maka politik adu , domba dengan korban umat islam akan bertambah banyak. Jadi sadarlah umat islam, bangkitlah,” pungkasnya. (Zz)