News

Bikin Paspor Tidak Perlu Antri, Imigrasi Tasikmalaya Siapkan Layanan Berbasis Android dan Website

524
×

Bikin Paspor Tidak Perlu Antri, Imigrasi Tasikmalaya Siapkan Layanan Berbasis Android dan Website

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CAMEON)  – Tingginya pemohon pembuatan paspor untuk kepergian ke luar negri membuat antrian panjang kerap terjadi. Untuk mengantisipasinya Kantor Imigrasi Kelas II Tasikmalaya telah menerapkan Layanan Antrian Paspor secara Online. Para pemohon dapat mengaksesnya melalui laman http://antrian.imigrasi.go.id, yang dapat diunduh melalui aplikasi Paspor Online pada smartphone berbasis android di Google Playstore.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas ll Tasikmalaya Sugiono, menyebutkan, bahwa aplikasi permohonan paspor online dibuat untuk menghindari penumpukan atau antrian calon pemohon paspor diunit pelayanan paspor/kantor Imigrasi.

“Oleh karena itu aplikasi ini dibuat sedemikian rupa agar masyarakat yang ingin membuat paspor tidak perlu mengantri lagi diloket antrian di unit layanan paspor,” terang Sugiono dalam keterangan confrence pers capaian akhir tahun 2017 di Aula Imigrasi jalan Letnan Harun Selasa (19/12/2017).

Kini, lanjut Sugiono, pemohon pembuatan paspor hanya tinggal mengunduh Aplikasi tersebut di Playstrore dengan menggunakan Handpone Androidnya. “Hanya dengan registrasi di aplikasi android dan website, http://antrian.imigrasi.go.id pemohon pembuatan paspor  bisa langsung memperoleh nomor antrian dan juga kejelasan kapan masyarakat tersebut akan dilayani di kantor imigrasi/unit layanan paspor,” paparnya.

Selain itu, kata dia, dalam semua jajaran aplikasi permohonan paspor, masyarakat dapat memohon sebanyak 5 kali permohonan. Hal ini dilakukan untuk mempersingkat antrian jika ada pemohon yang ingin membuat paspor bersama keluarganya.

“Meningkatnya penerbitan paspor dari tahun ke tahun disebabkan tingginya pemohon. Hal itu dibuktikan adanya data dari tahun 2016 yang mencapai 26.391 penerbitan, sedangkan di tahun 2017 mencapai 29.965 penerbitan itu artinya peningkatan mencapai 3.574 ribu,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Forsakim, Idha Ismawati, menambahkan, untuk menerapkan pelayanan aplikasi online tidak mudah terutama bagi para kaum lansia yang kerap mengalami kesulitan.

“Penyebab kesulitan para kaum lansia karena mereka gaptek terhadap teknologi. Namun kesulitan itu tetap kita bantu agar para kaum lansia bisa mendapatkan pelayanan yang merata,” imbuhnya.

Untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan kemudahan, kata dia, pada tahun 2018 mendatang pihaknya berencana akan meningkatkan sistem pelayanan keliling dengan titik lokasi yang strategis. ” Sistem pelayanan keliling masih wacana. Namun, kita tetap optimis sistem tersebut bisa terlaksana,” pungkasnya. (Edi Mulyana).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *