KOTA TASIKMALAYA (CAMEON) – Ketua Gerakan Pramuka Kwarda Jawa Barat, Dede Yusuf berpesan, pramuka harus menunjukkan jati dirinya bahwa pramuka itu bukan sebuah organisasi yang suka membuat proposal.
Menurutnya, kalau pramuka menjadi sebuah organisasi proposal maka hidupnya pun hanya mengandalkan bantuan hibah.
Namun, katanya, organisasi pramuka harus mampu membuka diri menjadi sebuah organisasi yang pandai bekerjasama dengan semua pihak. Hal itu disampaikannya usai melantik Ketua Majelis Pembimbing Kwartir Cabang Kota Tasikmalaya di Gedung Serbaguna Bale Kota Tasikmalaya, Sabtu (25/11/2017).
Ia mencontohkan Palang Merah Indonesia (PMI). Mereka setiap tahun hanya mendapatkan 2 miliar. Dengan anggaran itu, mereka mampu membeli mobil, kapal heli kopter, dan perlengkapan penunjang lainnya.
“Nah, itu semua mereka dapatkan berkat kerja sama semua pihak. Saya ingin pasca dilantiknya Mabicab dan seluruh jajarannya, ke depan Pramuka bisa melakukan kerja sama seperti PMI,” paparnya.
Sementara, Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman sekaligus Ketua Mabicab menyebutkan, hal yang terpenting yang harus didahulukan, yaitu membangun mental generasi muda. Menurutnya, mental lebih penting
dari segalanya. Baru setelah itu, kita melangkah ke arah kerja sama.
Apalagi pembangunan mental itu menyangkut akhlak, moralitas, nilai budaya, nilai kebangsaan, nilai agama, dan lainnya. “Salah satu solusinya ya itu melalui kegiatan Pramuka. Atas dasar itulah, kami berencana ingin mempramukakan masyarakat dan memasyarakatkan Pramuka,”
tandasnya.
Setelah itu, lanjutnya, baru kita bicara semangat krativitas. Baik masalah teknologi, ekonomi, kesehatan. “Pokoknya program kita sesuai dengan janji politik Budi-Yusuf untuk lima tahun ke depan,” pungkasnya. (Edi Mulyana)