News

Merasa di Sepelekan Pemerintah, Puluhan Santri di Pangandaran Kecewa

203
×

Merasa di Sepelekan Pemerintah, Puluhan Santri di Pangandaran Kecewa

Sebarkan artikel ini
Merasa Dibohongi Panitia HSN, Puluhan Santri di Pangandaran Kecewa

PANGANDARAN (CAMEON) – Peringatan Hari Santri Nasional di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat di warnai kekecewaan. Pasalnnya. Pihak Panitia HSN telah membatalkan petugas pengibar bendera.

Menurut Dewan Ustadz Pondok Pesantren Babakan Jamanis, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran Yusup Sidik menyebutkan bahwa pemerintah daerah dinilai tidak konsisten dalam merencanakan kegiatan HSN terutama untuk petugas pengibar bendera.
” Sebelumnya, pihak panitia menyebutkan bahwa petugas pengibar bendera dalam upacara HSN harus dari santri dengan memakai sarung seperti kegiatan di kota/kabupaten lainnya,” ujarnya kepada CAMEON, Minggu (22/10/2017).

Yusup mengaku, atas kesepakatan tersebut pengibar bendera dari salah satu Pondok Pesantren pun mulai latihan bahkan sudah melaksanakan gladi resik yang disaksikan pihak Pemda Pangandaran. Namun, secara tiba-tiba, pada malam hari ada informasi untuk pengibar bendera, selain memakai sarung juga harus mempersiapkan baju paskibra biasa yang lengkap,

” Dengan bekal informasi tersebut, akhirnya para santri yang akan jadi petugas pengibar bendera mempersiapkannya. Namun, setelah seluruhnya dipersiapkan lengkap, terjadi perdebatan alot antara pihak panitia dengan Pemda Pangandaran yang mengatakan tidak ada aturan pengibar bendera pakai sarung karena tidak sesuai dengan Tata Upacara Militer (TUM),” paparnya dengan nada kecewa.

Bahkan, sambung Yusup, kami jawab sudah mempersiapkan pakaian paskibra lengkap, malah ada alasan lainnya dengan mengatakan saat upacara, bendera harus sudah di atas menurut telepon dari Pemerintah Provinisi Jawa Barat,” Atas kejadian tersebut, kami pun sempat berdebat yang tidak menemui titik temu, Akhirnya para santri pun pulang dengan rasa kecewa dan mereka menangis karena merasa dipermainkan,” cetusnya.

“ Kejadian tersebut memang dianggap hal kecil, Namun telah mengecewakan para santri yang telah berhari-hari melaksanakan latihan. Atas kejadian ini kami merasa tersinggung karena terkesan santri disepelekan. Tidak terbayangkan bagaimana perasaan mereka yang secara psikologis akan berdampak pada mentalnya,” pungkasnya. (Andriansyah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *