PANGANDARAN (CAMEON) – Sebanyak 3 unit rumah warga di Dusun Bulakbanjar blok Panoongan, Rt 06/03, dan 2 unit rumah di blok Cikukulu Rt 05/02 Desa Banjarharja, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengalami kerusakan berat.
Berdasarkan penelusuran CAMEON di lapangan, kelima rumah warga yang mengalami kerusakan berat itu terjadi pada Senin (16/10/2017) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Menurut Marnisah (42) warga Dusun Bulakbanjar Rt 06/03 Desa Banjarharja mengatakan bahwa pergeseran tanah yang terjadi pada saat hujan turun selama 2 hari mengakibatkan rumah miliknya rusak berat. “Kerusakan mulai dari ruang dapur, ruang tengah dan bagian depan rumah. Akibatnya, kerugian diperkirakan mencapai Rp10 juta,” akunya kepada CAMEON, Kamis (19/10/2017).
Hal senada dikatakan warga lainnya, Aco yang juga Sekretaris Desa Banjarharja menambahkan tempat tinggalnya pun mengalami kerusakan berat mulai dari halaman depan sampai ruang bagian dalam pun ikut rusak. “Pergerakan tanah mengakibatkan beberapa rumah warga rusak termasuk rumah saya,” tambahnya.
“Kerusakan terbilang parah, karena lantai serta dinding rumah mengalami keretakan, dan bahkan pintu pun sudah tidak bisa dibuka, jika dihitung kerugian sekitar Rp 30 jutaan,” kata Aco.
Selain itu, lanjut Aco, rumah yang mengalami kerusakan di Dusun Bulakbanjar blok Panoongan ada tiga rumah termasuk rumah saya, sedangkan di blok Cikukulu ada dua rumah yang juga rusak parah,” Untuk di blok panoongan, rumah milik Holis sudah dikosongkan karena kondisi rumah rusak parah dan tidak bisa ditempati, jadi mereka memilih ngungsi,” paparnya.
“Bapak Eko Sucipto (36) dan ibu Parieum (60) pemilik rumah di Cikukulu sudah ngungsi, keduanya mengalami kerugian ratusan juta karena rumahnya terancam ambruk,” tutupnya.
Sementara itu, Eko Sucipto menyebutkan kerusakan rumahnya bukan hanya dari faktor cuaca atau pergeseran tanah saja, melainkan dari adanya aktivitas pertambangan batu.
“Setiap ada peledakan di penambangan batu yang jaraknya kurang lebih sekitar 150 meter itu getarannya sangat terasa. Jadi dugaan saya kerusakan bukan hanya faktor cuaca akan tetapi akibat getaran dari dinamit yang digunakan oleh para penambang batu,” ungkapnya singkat. (Andriansyah)