News

Sikap Lintas Agama Terkait Tragedi Rohingya

147
×

Sikap Lintas Agama Terkait Tragedi Rohingya

Sebarkan artikel ini
Sikap Lintas Agama Terkait Tragedi Rohingya

JAKARTA (CAMEON) – Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar cukup menyita perhatian banyak pihak. Termasuk aliansi lintas agama menyatakan lima sikap terkait hal tersebut.

Alinsi yang bernama Solidaritas Lintas Agama untuk Myanmar (SALAM) ini beranggotakan Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Kantor Waligereja Indonesia (KWI), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) dan Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).

Sebagai juru bicara, Kiai Said Aqil Siradj mengungkapkan lima hal yang menjadi sikap dari SALAM. ”Pertama kami mengutuk dan mengecam segala bentuk kekerasan yang terjadi di Myanmar. Tindakan kekerasan tersebut telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan,” tegas Kiai Said Aqil Siradj saat jumpa pers di Kantor PBNU, Jumat (22/9/2017).

Sebab, kekerasan yang terjadi tidak dibenarkan oleh agama dan keyakinan mana pun. Selain itu, pihaknya pun mengapresiasi dan mendukung penuh langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mengupayakan solusi yang tejadi di Rohingya.

Diungkap olehnya, langkah tersebut merupakan langkah kongkret dan sikap dalam menyikapi trgedi yang sedang berlangsung. Bahkan, pihaknya mendesak seluruh elemen internasional, PBB dan ASEAN untuk Bersama lebih proaktif mencari langkah dan solusi dalam menyelesaikan tragedi yang terjadi.

”Kami juga mengajak seluruh elemen untuk tidak terprokasi oleh pihak yang mengatasnamakan konflik yang terjadi dengan menyeret agama dan kenyakinan tertentu,” tegasnya.

Dia menjelaskan, apa yang terjadi di Rohingya adalah tragedi kemanusiaan. Di mana untuk melihat konflik yang terjadi harus menggunakan kacamata kemanusiaan tanpa pernah tersekat dan terkotakan oleh keyakinan tertentu.

Dia juga menegaskan, apa yang terjadi di Rohingya, lebih komplek dari hanya sekedar simplifikasi isu soal agama. Di mana terjadi perebutan sumber daya dan pertarungan politik. ”Maka, yang paling penting adalah mendudukan tragedi di Rohingya sebagai tragedi kemanusiaan,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya menyerukan seluruh umat beragama berpartisipasi aktif dalam menggalang donasi dan bantuan kemanusiaan kepada korban tergedi Rohingya. ”Langkah yang paling bijak dan nyata yang dibutuhkan oleh korban saat ini adalah bantuan makanan, sarana kesehatan dan sarana Pendidikan,” pungkasnya. (Nita Nurdiani Putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *