KOTA TASIKMALAYA (CAMEON) – Guru Besar Universitas Negeri Siliwangi Prof.Dr.H.Kartawan,S.E.,M.P. mengamati keadaan ekonomi di Kota Tasikmalaya pada semester pertama tahun 2017 dikuasai kaum kapitalis.
“Secara Nasional ekonomi sudah bertumbuh, namun belum berkualitas,” ujarnya saat ditemui di komplek Bale Kota, Jumat (4/8/2017).
Menurutnya, pertumbuhan perekonomian di Indonesia termasuk di Kota Tasikmalaya sudah dikendalikan oleh para pengusaha makro. Hasilnya pun dinikmati oleh kaum kapitalis. Mereka kebanyakan bukan orang pribumi, jadi hasilnya pun dibawa ke luar negeri.
Sama halnya semester pertama ekonomi di Kota Tasikmalaya, game rasio masih kurang begitu bagus, padahal sebelumnya ada peningkatan.
Ia mencontohkan tidak adanya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Dampaknya jelas, semua masyarakat kecil bakal merasakan pahitnya karena subsidi yang seharusnya didapat oleh masyarakat, malah sekarang dicabut oleh pemerintah.
“Saya akui pencabutan subsidi BBM jenis Premium dan subsidi Listrik langkah pemerintah cukup bagus, tidak menimbulkan gejolak. Padahal itu bukan dicabut subsidinya, tetapi dihilangkan,” ujar Kartawan.
Ia menyarankan bahwa salah satu cara untuk mengimbangi ekonomi kerakyatan, pemerintah harus mampu menumbuhkan atau membangkitkan ekonomi pasar modern. “Keuntungannya bisa dirasakan oleh Indonesia atau daerah kita,” pungkasnya. (Edi Mulyana)