CIMAHI (CAMEON)-Sehari menjelang bulan Ramadan, yang jatuh pada Sabtu (27/5/2017), sejumlah taman pemakaman umum (TPU) muslim di Kota Cimahi dibanjiri peziarah. Bahkan menjelang petang, kemacetan disejumlah jalur menuju TPU tak terhindarkan.
Pantauan CAMEON di beberapa TPU Muslim, seperti di TPU Cipageran, TPU Mbah Cikur, TPU Kihapit, TPU Pojok, TPU Sirnaraga, TPU Lebak Saat, dan TPU Gunung Bohong dipenuhi para peziarah.
Di TPU Mbah Cikur misalnya, yang berlokasi di daerah Cihanjuang. Meski arena pemakamannya tidak terlalu luas, namun rata-rta setiap nisan diziarihi oleh keluarganya.
Terlihat mereka kebanyakan membawa bunga, air mineral dan minyak. Selain itu, para peziarah ini juga menggelar doa-doa untuk kebaikan para arwah yang sudah berada di alam barzakh.
Salah seorang peziarah, Annisa Fitriyani (30), warga Jalan Jati Keluarah Cibabat Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi mengungkapkan, dirinya datang ke makam almarhum ayahnya untuk mendoakan.
“Sudah dua tahun saya kesini bersama ibu. Kita mengirimkan doa untuk almarhum sebelum bulan suci tiba,” katanya, saat ditemui di TPU Mbah Cikur, Jalan Cihanjuang, Jumat (26/5).
Selain mendoakan, kata dia, kedatangannya bersama ibu dan dua adiknya ke TPU tersebut sebagai obat rindu. Biasanya setiap moment munggahan, dia dan keluarga yang masih lengkap akan berkumpul dan bercengkrama.
“Sekarang kita tidak bekumpul lagi. Ya setidaknya mengirim doa, ini sudah bisa sedikit mengobati kerinduan kami kepada almarhum,” ujarnya.
Hendi Permadi (50) bernada sama. Warga Puri Cipageran Indah 1 ini mengatakan, dirinya pergi ke makam sengaja membawa keluarga besar agar lebih tahu silsilah keturunan.
“Ziarah seperti ini kesempatan baik untuk mengenalkan kepada anak cucu, siapa eyang mereka. Setiap munggahan seperti ini saya biasa nyekar membawa banyak keluarga,” ujarnya, saat ditemui digerbang TPU Cipageran, Jumat (26/5).
Ia menggelar doa tahlil dan bersih-bersih makam karuhunnya. Moment ini, dijadikan kesempatan untuk bersilaturahmi dengan keluarga dalam suasana yang berbeda.
“Kalau kumpul-kumpul di rumah makan sudah biasa. Disini kita berkumpul ya untuk berdoa, sekaligus juga silaturahami,” ujarnya.
Salah seorang tokoh masyarakat yang juga ustadz di Cimahi, H Heri Heryadi mengatakan, tradisi menjelang bulan Ramadan atau diakhir bulan Syaban dengan berziarah kubur adalah sebuah kebiasaan yang baik.
“Berziarah ke makam akan mengingatkan kematian. Sekaligus mendoakan almarhum. Ini bagus, menjelang Ramadan kita akan semakin ingat mati dan berlomba-lomba dalam amalam dibulan suci,” ujarnya, ditemui di Mesjid Cibabat, Jumat (26/5).
Dikatakan, mengingat kematian berarti mengingat kepada akhirat. Dengan berziarah ke makam orang tua, keluarga handai taulan dan orang-orang shaleh, kata dia, merupakan sebuah kebaikan yang dianjurkan.
Khusus untuk almarhum, sambungnya, meskipun mereka sudah tidak ada di alam dunia ini, namun para arwah yang berada di alam barzakh menunggu doa dari yang masih hidup.
Jadi, kata dia, alangkah sedihnya ketika orang-orang berbahagia menyambut kedatangan Ramadan bulan penuh keberkahan, sementara arwah keluarga kita yang sudah tidal tidak dikirimi doa.
“InsyaAllah dengan berziarah dan mendoakan, Allah akan mengampuni dosa-dosa para arwah yang sudah mendahului kita. Semoga kita juga, saat meninggal nanti ada yang mendoakan sebagaimana kita sedang hidup sering berziarah dan mendoakan yang sudah tiada,” tandasnya. (Ginan)