BANDUNG BARAT (CAMEON) – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah Jawa Barat melepas 35 sepasang Owa Jawa di Cagar Alam Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, Selasa (2/8/3017). Primata yang memiliki nama latin hylobates moloch didapat dari berbagai kegiatan.
Menurut Kepala Bidang KSDA Wilayah II BBKSDA Jawa Barat, Memen Suparman, terdapat beberapa Owa Jawa yang masih berusia cukup muda. Salah satunya Owa Jawa Betina bernama Monik berusia 6 tahun diperoleh dari hasil penegakan hukum BBKSDA DKI Jakarta.
“Sebelumnya primata tersebut dititipkan dan dirawat di pusat rehabilitasi Primata Jawa pada Mei 2016,” kata Memen.
Primata lainnya, Owa Jawa jantan berusia 4 tahun bernama Bakti didapat dari hasil penyerahan sukarela warga Kampung Sukabakti, Cianjur kepada BBKSDA Jawa Barat pada Januari 2014, lalu. Kedua Owa sudah menjalani proses rehabilitasi dan penggabungan sejak 2016 lalu.
Diakui olehnya, salah satu upaya BBKSDA bekerjasama dengan yayasan Aspinal yang peduli pada rehabilitasi satwa primata. Sehingga, pelepasan Owa Jawa di Gunung Tilu sudah dilaksanakan beberapa kali.
“Terakhir kalinya, sudah 20 ekor Owa Jawa yang dilepas. Saat ini, jumlah primata yang ada di gunung sendiri berjumlah 50 ekor,” ucapnya.
Pelepasan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan populasi Owa Jawa pada Gunung Tilu dengan luas 7500 hektar bisa bertambah.
“Diharapkan dengan 50 Owa Jawa yang sudah ada dan 20 yang sudah dilepaskan. Total kira kira 70 ekor di gunung tilu bisa berkembang biak di sini, karena ini habitat yang baik buat Owa Jawa,” ungkapnya.
Memen mengungkapkan, ke depan bersama Aspinal akan melepas beberapa satwa primata yang saat ini masih direhabilitasi seperti Lutung. Saat ini katanya, di Jawa Barat dan beberapa Gunung lainnya seperti Gunung Dieng, Gunung Pangrango terdapat kurang lebih 4000 Owa Jawa.
Saat ini, Owa Jawa menurun dikarenakan adanya pemburuan dan kawasan yang ada terdegradasi. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang memiliki hewan dilindungi untuk menyerahkan kepada BBKSDA.
“Ada kesadaran masyarakat menyerahkan secara sukarela. Saat ini, pihaknya akan melakukan pengawasan dengan patroli yang dilakukan polisi hutan di kawasan Cagar Alam,” pungkasnya. (Putri)