KOTA TASIKMALAYA (CM) – Sekitar 30 ribu warga Kota Tasikmalaya atau 492 ribu peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPIS) Kesehatan, menunggak. Jika dipersentase angkanya dikisaran 6,2 persen. Demikian diungkapkan Kepala BPJS Kesehatan Kota/Kabupaten Tasikmalaya dan Garut, Triwidhi Hastuti Puspitasari, Rabu (24/05/2018).
“Belum dibayarnya tunggakan premi ini, secara tidak langsung berdampak kepada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit maupun pihak terkait yang ikut mengklaim BPJS,” paparnya, ditemui cakrawalamedia.
Menurutnya, dari 6,2 persen yang menunggak kebanyakannya peserta dari kelas III. Jika pesertanya benar-benar terbukti tidak mampu, diharapkan bisa mendapat tambahan dalam alokasi penerima bantuan iuran APBD tahun mendatang.
“Dalam menyikapi ini, kami akan terus berupaya melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pihak lain yang berkaitan, terutama dalam menyikapi para peserta BPJS Kesehatan kelas III yang menunggak,” ucap Triwidhi.
Dia meminta agar seluruh peserta yang masih memiliki tunggakan untuk segera melunasinya. Karena, menurutnya, kewajiban pembayaran iuran itu untuk membantu para pasien yang masih berada di rumah sakit. “Dari dana iuran itulah BPJS membayar ke rumah sakit untuk pelayanan kesehatan,” jelasnya.
Selain itu, ujar Widhi, penyebab lain tunggakan BPJS karena masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui tata cara pembayaran iuran premi. Padahal, lanjut dia, proses pembayarannya bisa dilakukan dengan mudah bahkan secara daring.
“Sekarang masyarakat sudah bisa membayar di minimarket terdekat yang sudah membuka layanan pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Selain itu, juga kantor Pos dan di beberapa tempat membeli pulsa, termasuk yang online. Ke depan untuk peserta kelas I dan II kita mewajibkan autodebet, diambil langsung lewat rekening bank pribadi. Hal itu guna kepastian sistem pembayaran,” ujar Triwidhi.
Sementara itu, dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Cecep Zaenal Kholis, dari jumlah 492 ribu peserta yang terdaftar, 69,8 persennya warga Kota Tasikmalaya. “Ditargetkan tingkat kepesertaan BPJS Kesehatan pada akhir tahun 2018 ini bisa mencapai 655.000 alias 95% peserta. Total warga yang belum mendaftar sejauh ini tercatat 208 ribu jiwa,” terangnya. (Edi Mulyana)