Bogor

Langka, Pemdes Cibalung Terbitkan Kebijakan Puasa Senin – Kamis

48
×

Langka, Pemdes Cibalung Terbitkan Kebijakan Puasa Senin – Kamis

Sebarkan artikel ini

CIJERUK (CM) – Pemerintah Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk, mengeluarkan himbauan kepada jajaran stafnya yang beragama islam untuk rutin melaksanakan puasa sunah Senin-Kamis. Sebagaimana sudah dijelaskan dalam Peraturan Desa Cibalung.

“Ya, kita himbau dan mengajak semua staf desa untuk melaksanakan sunah Rosul puasa senin dan kamis,” kata Kepala Desa Cibalung, Rusyadi, kepada wartawan, disela- sela acara Lomba Desa tingkat Kabupaten, Jum’at (13/4/2018).

Menurutnya, untuk menentukan kebijakan langka ini banyak tantangan dan resiko yang harus di ambil. Dimana, pertama ketika kebijakan harus menahan diri dari tidak makan, minum ataupun merokok dilingkungan kantor desa ini digulirkan atau diwacanakan membutuhkan proses dan perlu dipahami bersama.

“Kebijakan yang kita keluarkan ini bukan berarti untuk memaksa para staf atau warga yang akan berkunjung ke Desa Cibalung untuk berpuasa, tapi minimal bisa menghargai meraka yang berpuasa. Intinya, siapapun yang datang ke desa pada hari senin dan kamis, selama mereka berada dikantor desa untuk bisa menahan diri tidak melakukan sesuai dengan apa yang menjadi aturan kita disini,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, kebijakan tersebut yang dibuatkan dalam Perdes sudah mendapat kesepakatan bersama antara Ketua BPD, LPM, MUI Desa Cibalung, tokoh masyarakat, Rt, Rw dan Kadus. Penerapan ini guna menjaga hal-hal yang tidak di inginkan karena menyangkut orang banyak dan warga cibalung yang akan punya kepentingan ke desa.

“Kalau seandainya peraturan ini belum kita legalkan, khawatir nanti jadi permasalahan ke desa. Makanya kita rembugkan dulu dengan semua unsur yang ada di wilayah Desa Cibalung. Hasilnya, baik BPD, LPM, MUI desa, tomas, rt rw dan kadus sepakat,” terangnya.

Dalam mengelola Pemerintahan Desa, tambahnya, banyak sekali permasalahan yang kadang-kadang membuat diri sendiri tidak iklas dalam bekerja. Tapi mudah-mudahan dengan belajar diri melalui puasa itu minimal sebagai bahan terapi untuk menahan diri sambil menyadari kelemahan dan kesalahan.

“Jadi, pada akhirnya ketika permasalahan timbul dan apapun itu permasalahannya kita akan iklas untuk menerimanya,” tutup Rusyadi. (Hadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *