TASIKMALAYA ( CAMEON ) – “ Kami hanya ingin petugas di Kemenag tidak melakukan pungli dan bertindak arogan dengan memotong jasa para penghulu, dan disetorkeun kepada Kepala Kemenag “ ujar salah seorang pengunjuk rasa.
Aksi damai yang hanya dilakukan oleh sediktnya 6 orang aktivis dari Transparancy Institut dihalaman Kantor Kemenag Kab Tasikmalaya Senin (14/11) ini, menuntut agar Kepala Kemenag Kab Tasikmalaya, bertanggung jawab dengan sejumlah pungli yang dikeluhkan oleh para penghulu yang mendapatkan jasa menikahkan sebesar Rp. 250.000 / persekali kunjungan.
Sejumlah poster mereka tempelkan dikantor ini, bahkan merekapun mengelar tenda sebagai wujud keseriusan atas tuntutan mereka.
“ Bayangin jika seorang lebe ngawinkan 10 orang dalam sehari, dan honor atau jasanya dipotong oleh petugas Kemenag, apa tidak kebangetan ? “ tegas Jamludin Koordinator TI Tasikmalaya.
Meski masih belum mendapatkan bukti otentik dari dugaan pungli dan tindak pidana korupsi , namun pihak TI akan terus menganalisa dan mengawal kasus ini hingga sampai ke kejaksaan.
“ Saya akui, bukti otentik sih belum ada tapi pengakuan 18 para penghulu dari 39 Kecamatan yang ada di Kab Tasikmalaya saya rasa sudah cukup “ imbuh Jamal.
Sementara itu Kepala Kemenag Kab Tasikmalaya Agus Abdul Kholik, ditemui sejumlah wartawan di ruang kerjanya menegaskan bahwa tidak ada pungutan liar maupun dugaan dugaan korupsi di kantor yang ia pimpin.
“ Tidak ada itu pungli untuk para penghulu, darimana itu, mana buktinya coba ? honor para penghulu pun dikirim via rekening dari Kemenag pusat, jadi mana mungkin kami potong “ kilah Abdul Kholik.
Meski demikian, selaku Kemenag Abdul kholikpun akan melakukan investigasi dan meminta keterangan sejumlah KUA yang terindikasi dirugikan.
“ OK, kita juga akan lakukan investigasi dan evaluasi sejauh mana kebenaran adanya pungli terhadap sejumlah penghulu ini “ pungkasnya. cakrawalamedia.co.id ( dzm )
