Tasikmalaya

Difteri Penyakit Menular yang Mematikan, Masyarakat Diminta Waspada

34
×

Difteri Penyakit Menular yang Mematikan, Masyarakat Diminta Waspada

Sebarkan artikel ini
Difteri Penyakit Menular yang Mematikan, Masyarakat Diminta Waspada

KOTA TASIKMALAYA (CAMEON) – Pejabat Fungsional Epidemiolog Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Ari Herri Kusmara, menyebutkan, difteri merupakan penyakit menular dan mematikan yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini banyak terjadi pada anak usia tiga hingga 14 tahun.

Menurutnya, penyakit difteri saat ini sedang mewabah di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Jawa Barat. Pihaknya, saat ini telah menerima informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat terkait mewabahnya penyakit Difteri.

Ada 18 Kota/Kabupaten di Jabar yang telah terkena wabah difteri di antaranya: Kabupaten Garut sebanyak 13 orang sedang dirawat, Karawang 16, Depok 14, Cirebon 5, Bogor 10, Ciamis 1, Cianjur 9, Kota Bandung 8, Purwakarta 27, Kab Bekasi 8, Kota Bekasi 12, Kota Sukabumi 1, Kab Sukabumi 2, Bandung 4, Cirebon 1, Subang 1, Bandung Barat 1, dan Majalengka 1. Jadi, semuanya berjumlah 134 orang sedang dirawat.

“Hingga saat ini, kasus kematian yang diakibatkan difteri yang tersebar di beberapa tempat di Jawa Barat sebanyak 13 orang,” sebut Ari usai memperingati Hari AIDS sedunia di Eks Terminal Cilembang, Minggu (10/12/2017).

Langkah awal untuk pencegahan penularan Difteri, sambung Ari, orangtua yang memiliki anak kurang dari 1 tahun sedikitnya harus mendapatkan imunisasi 3 kali DPT/TD. Hal itu dilakukan sebagai perlindungan terbaik terhadap kemungkinan tertularnya Difteri yang sedang mewabah di beberapa wilayah di Indonesia termasuk Jabar.

Kemudian, untuk anak di atas usia 1 sampai 5 tahun harus mendapatkan imunisasi 2 kali, sedangkan anak usia Sekolah Dasar mulai kelas 1 sampai kelas 5 harus mengikuti program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Selanjutnya, imunisasi Difteri harus dilakukan setiap 10 tahun sekali termasuk orang dewasa.

“Gejala awal Difteri, demam tinggi, napsu makan menurun, lesu, nyeri menelan dan nyeri tenggorokan, ada selaput tipis berwarna keabu-abuan pada tenggorokan anak yang tak mudah lepas dan mudah berdarah,” beber Ari.

Untuk Pencegahan Difteri, menurutnya, dapat diperoleh dengan mudah di berbagai pasilitas pemerintah, seperti Rumah Sakit, Puskesmas maupun tempat pelayanan swasta. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *