News

Bocah Penderita Kanker Ganas Itu Setia Menunggu Kamar Kosong

278
×

Bocah Penderita Kanker Ganas Itu Setia Menunggu Kamar Kosong

Sebarkan artikel ini
Bocah Penderita Kanker Ganas Itu Setia Menunggu Kamar Kosong

BANDUNG BARAT (CM) – Malang benar nasib Ferliani. Bocah enam tahun itu kehilangan keceriannya. Disaat anak-anak seusianya asyik bermain, dia malah terbaring lemah tak berdaya.

Siapa yang tak iba melihat Ferliani. Meski raut mukanya masih memperlihatkan keceriaan, bocah imut nan lucu ini tetap saja terlihat menderita. Terlebih, benjolan besar dipundaknya menganga jelas dengan warna kehitaman.

Selain bentuknya yang besar melebihi bola basket, benjolan di bahu Ferliani juga mengeluarkan bau tak sedap. Kontan saja, mental anak pertama dari Lilis Marlina (26) ini drop. Ferliani tak akan kuasa bermain bersama anak-anak lainnya.

Bocah seumuran Ferliani memang sedang asyik-asyiknya bermain. Namun kini, bocah asal kampung Babakan Kamulyan Desa Ciburuy Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini harus berjuang menahan sakitnya tumor ganas yang semakin membesar.

Ibunda Ferliani, Lilis, menceritakan ihwal penyakit yang diderita anaknya itu. Meski nada suara Lilis terlihat tegar, namun tentu dia tidak dapat menyembunyikan kesehidahannya.

“Saya tidak tega melihat anak saya. Benjolan yang ada di pundaknya semakin membesar dan membusuk,” lirih Lilis, saat ditemui di rumahnya, Rabu (28/3/2018).

Selain membesar dengan warna kehitaman, benjolan itu pun kini mengeluarkan aroma tidak sedap. Walhasil, dengan terpaksa Lilis pun menghentikan segala aktivitas anaknya, mulai dari bermain dengan teman sebayanya hingga sekolah.

“Ferliani kelas satu, di SD Kamulyan 1. Sekarang harus berhenti sekolah dulu,” ujar Lilis.

Lilis menceritakan, selama ini dirinya telah berupaya maksimal banting tulang memeras keringat untuk bisa mengobati anaknya. Bagaimanapun, meski ia hanya ibu rumah tangga dan suaminya supir tembak, namun anaknya ingin sehat seperti yang lain.

Ia mengaku telah melakukan berbagai ikhtiar pengobatan medis. Awalnya dibawa ke Rumah Sakit Cahaya Kawaluyan Kota Baru Parahyangan, lalu dibawa ke RS Dustira hingga ke RS Cibabat Cimahi. Setelah roadshor keliling rumah sakit itu, ia mengetahui bahwa anaknya itu divonis menderita tumor.

“Sempat dibawa ke rumah sakit di Kotabaru tetapi penuh, dari situ saya meminta rujukan ke RS Dustira. Di Dustira sempat di rawat selam 11 hari dan dokter mendiagnosa, katanya itu infeksi paru-paru karena kelenjar dari paru,” jelasnya.

Setelah pulang dari RS Dustira, hasil dari Fine Needle Aspiration Biopsy (tindakan pengambilan sebagian jaringan tubuh manusia dengan suatu alat aspirator berupa jarum suntik yang bertujuan untuk membantu diagnosis berbagai penyakit tumor), menunjukan bahwa anaknya menderita kanker kelenjar getah bening.

Karena tidak ada alat yang memadai di RS tersebut, akhirnya Ferliani langsung menuju ke RS Cibabat. Setelah menunggu hasil biopsi pada akhir tahun 2017 kemarin, Ferliani direkomendasikan akan melakukan operasi.

Namun, saat dilakukan pengecekan melalui rontgen, ternyata ada cairan di paru-parunya. Jjadi, kata Lilis, Ferliani harus melakukan pengobatan maksimal di bagian organ parunya.

Kapan terakhir Ferliani diobati? Lilis mengatakan, anaknya sempat melakukan operasi pada tanggal 19 Februari 2018 lalu, di RS Cibabat. Dirumah sakit milik Pemkot Cimahi itulah ia tahu bahwa ankanya menderita tumor ganas.

“Saat itu dirujuk ke RS yang lebih besar yaitu RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin) untuk melakukan kemo anak. Saya pulang dari Cibabat tanggal 22 Februari dan disuruh kontrol pada tanggal 27 ternyata hasilnya tumor ganas,” lirihnya.

Tidak patah arang. Lilis mencurahkan semua energinya untuk melanjutkan pengobatan sang anak. Ia pun mengikuti semua arahan dokter yang mengharuskan melanjutkan pengobatan di RSHS.

Namun malangnya, saat dia mengobati anaknya di RSHS pada tanggal 5 Maret 2018, anaknya itu hanya mendapatkan pemeriksaan dan kemudian diberikan obat saja. “Saat dibawa ke RSHS itu hanya diperiksa sebentar dan kasih obat saja,” ujarnya.

Meski Lilis tidak tahu medis, tetapi dia meyakini bahwa pengobatan untuk anaknya itu harus terus dilanjutkan. Ia berinisiatif tanya kesana kemari, terutama dia ingin anaknya dapat diperiksa intensif dan mendapatkan perawatan.

“Ketika saya menunggu antrian dari BPJS, saya sekalian berobat ke dokter dan dokter pun tidak bisa bilang apa-apa. Sudah dilihat kondisi anak saya, tidak bisa apa-apa mereka, katanya prosedur rumah sakit, tidak bisa langsung dirawat,” katanya.

Saat di RSHS itu sebenarnya Lilis ingin anaknya mendapatkan perawatan. Namun kata pihak rumah sakit, tidak ada kamar yang kosong. “Kamar rawat inap bagi pasien tidak ada yang kosong, karena saya menggunakan KIS,” ujarnya.

Lilis pun disuruh balik pulang dan disarankan kembali lagi ke RSHS pada tanggal 26 Maret ini. Namun ternyata, pada tangal itu pun dia tidak langsung mendapatkan kamar rawat inap. “Katanya saya harus nyari sendiri dan berusaha mencari kamar. Gitu kata pihak dari rumah sakit,” imbuh Lilis.

Namun kini, Lilis bisa bernafas lega. Harapannya untuk kembali melihat anaknya sehat kembali bangkit.

Asa untuk mendapatkan pengobatan, perawatan dan kemo untuk kanker anaknya itu dihembuskan lembut oleh Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat nomor urut 2, Ir Doddy Imron Cholid dan dr Pupu Sari Rohayati.

BACA : Kado Kang Doddy Untuk Ferliani

“Alhamdulillah Kang Doddy mau mampir kesini. Sangat bahagia tentunya,” ucap Lilis sambil tersenyum bahagia.

Lilis mengakui, kedatangan Kang Doddy memberikan semangat bagi dia sekeluarga untuk kembali mengawal kesehatan putrinya itu. Bagaimanapun, mengobati penyakit kanker itu perlu motovasi dan kesabaran ekstra, dan kehadiran Kang Doddy menambah energi tersebut.

Sementara itu, ditemui usai menengok Ferliani, Kang Doddy mengatakan bahwa dirinya akan segera berkoordinasi dengan Wakilnya yang sudah malang melintang didunia medis. Kendala Lilis di RSHS, sepertinya akan dapat dipecahkan dengan jam terbang dr Pupu yang pernah bertugas disana.

“Insya Allah, hari ini saya akan langsung nelpon dokter Pupu, atau saya yang langsung ke Hasan Sadikin untuk memprioritaskan supaya anak ini bisa segera di kemo dan dioperasi. Kasian kalo dibiarkan,” tegasnya. (Agus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *